Harga Karet Anjlok, Petani di Morowali Menjerit

id Karet, Anjlok, Harga, Morowali

Harga Karet Anjlok, Petani di Morowali Menjerit

ilustrasi (antara)

Morowali merupakan daeah satu-satunya di Sulawesi Tengah yang menghasilkan karet alam dengan luas lahan puluhan ribu ribu hektare, baik yang ditanam perusahan negara dan swasta maupun kebun rakyat.
Palu (antarasulteng.com) - Para petani di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah, kini menjerit menyusul harga karet mentah di pasaran setempat yang kini anjlok.

"Saat ini harga komoditas ekspor itu hanya dihargai Rp6.000,00 per kilogram," kata Ny. Ayu, salah seorang petani asal Desa Lawangke, Kecamatan Lembo Raya, Kabupaten Morowali, di Palu, Jumat.

Morowali merupakan daeah satu-satunya di Sulawesi Tengah yang menghasilkan karet alam dengan luas lahan puluhan ribu ribu hektare, baik yang ditanam perusahan negara dan swasta maupun kebun rakyat.

Ayu mengatakan bahwa sebelumnya harga karet pernah naik hingga mencapai Rp30 ribu per kilogram, namun sudah cukup lama harga terus merosot hingga Rp6.000-an saat ini.

Ketika harga karet sedang membaik, rata-rata tingkat ekonomi petani meningkat. Tidak heran jika dari hasil panen banyak di antara mereka yang langsung membeli kendaraan bermotor dan juga memperbaiki serta membangun rumah permanen.

Namun sudah berlangsung dua bulan ini, harga karet terus merosot dan sekarang hanya berkisar Rp6.000,00 per kilogram, katanya.

Para pedagang setempat memperkirakan harga masih akan bergerak turun sampai Rp5.000,00 per kilogram.

Hal senada juga disampaikan Jhon, salah seorang petani di Desa Po`ona bahwa banyak petani tidak lagi pergi ke kebun menyadap karet karena harga turun drastis.

Banyak petani yang kini memilih untuk menjadi buruh di perusahaan perkebunan sawit yang ada di Kecamatan Lembo Raya.

Di wilayah itu ada sejumlah perusahaan perkebunan kelapa sawit. Saat harga karet turun seperti sekarang ini, petani banyak menjadi buruh ketimbang pergi ke kebun untuk menyadap karet.

Gaji buruh di perusahaan kelapa sawit cukup lumayan berkisar Rp45.000,00 sampai Rp60.000,00 per hari.

Di perusahaan perkebunan kelapa sawit ada yang menjadi buruh untuk menyiram bibit dan juga menanam kepala sawit. ***