Seminar Nasional Kebudayaan Menuntut Peran Maksimal Pemerintah

id seminar, budaya, seni

Seminar Nasional Kebudayaan Menuntut Peran Maksimal Pemerintah

Ilustrasi (ANTARA)

Masyarakat yang menghargai seni, dia lebih kreatif, lebih inovatif, lebih cerdas sehingga dia bisa bersaing
Palu,  (antarasulteng.com) - Para peserta seminar nasional kebudayaan dalam refleksi 50 tahun Provinsi Sulawesi Tengah menuntut peran maksimal pemerintah dalam penguatan budaya lokal sebagai basis kekuatan suatu daerah.

"Dalam usia 50 tahun Sulawesi Tengah terdapat ribuan karya seniman yang sudah dihasilkan dari tangan seniman tapi putus di tangan birokrasi," kata Eman, seorang seniman dari Yayasan Tadulakota dalam seminar kebudayaan di Palu, Senin.

Seminar tersebut menghadirkan pembicara antara lain dari Koalisi Seni Indonesia, pakar pendidikan dari Universitas Tadulako Prof Asep Mahfudz dan Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sulawesi Tengah, Norma Mardjanu.

Seminar yang dilaksanakan Yayasan Tadulakota kerja sama pemerintah provinsi dan Kantor Berita ANTARA Biro Sulawesi Tengah tersebut mengeluarkan sejumlah rekomendasi yang dirangkum dari suara-suara peserta.

"Selama ini karya-karya seni kita hanya menjadi pengantar acara-acara seremonial," kata Eman.

Sementara itu, Ketua Koalisi Seni Indonesia M Abduh Aziz mengatakan lembaga yang ia pimpin tersebut sedang meneliti seluruh aspek terkait kebijakan kebudayaan seperti kebijakan penganggaran.

"Tidak ada kebijakan anggaran untuk budaya. Seniman yang mau mengakses dana masih dalam kategori mengemis," katanya.

Abduh Aziz mengatakan lembaga-lembaga seni dan budaya yang selama ini bertahan umumnya dibiayai oleh perorangan dalam lembaga tersebut.

"Dalam APBN kita anggaran mencapai Rp2,4 triliun, tapi tidak tahu apa yang dikerjakan," katanya.

Dia mengatakan sektor kebudayaan saat ini dalam situasi kritis.

Kondisi ini terjadi karena seni dan budaya masih direduksi sebatas tontonan, sementara negara-negara maju sudah mereduksi seni dan budaya lebih dalam pada aspek sosial dan kemasyarakatan, ujarnya.

Sehingga tidak heran, kata dia, negara-negara yang meletakkan seni dan budaya dalam aspek tersebut kualitas mereka lebih baik.

"Masyarakat yang menghargai seni, dia lebih kreatif, lebih inovatif, lebih cerdas sehingga dia bisa bersaing," katanya.

Sementara itu Prof Asep Mahfudz mengatakan sesungguhnya budaya adalah memanusiakan manusia.

"Budaya tidak terlepas dari seluruh aspek kehidupan," katanya.

Pendidikan misalnya, kata Asep, adalah proses dari kebudayaan yang tidak saja diperoleh melalui kekuatan buku tetapi pengalaman-pengalaman di lapangan.(skd)