Investasi ICT Mendesak Untuk Bandara Soeta

id ict, soeta

Investasi ICT Mendesak Untuk Bandara Soeta

Screen shot presentasi solusi pengelolaan bandara (Airport Solution) yang dipaparkan Fujitsu Indonesia. (ANTARA News/Suryanto)

Jakarta (antarasulteng.com) - Investasi teknologi baru pengelolaan bandara mendesak dilakukan bagi Bandara Internasional Soekarno Hatta kerena frekuensi penerbangan yang kian sibuk dan tuntunan pelayanan yang lebih baik.

Pakar industri dan pengelolaan penerbangan Gerry F Soejatman mengatakan, pengelola Bandara Soekarno Hatta di Tangerang perlu mengadopsi teknologi sistem pengelolaan bandara yang lebih modern untuk mengatasi hambatan-hambatan karena meningkatnya frekuensi penerbangan dan tuntutan peningkatan pelayanan.

Dengan pergerakan pesawat yang sudah terlalu sibuk--sekitar 1300 penerbangan per hari--perlu diterapkan sistem yang bagus di Bandara Soekarno Hatta agar tidak terjadi decline atau penurunan penumpang akibat keterlambatan-keterlambatan penerbangan dan tidak terpenuhinya tuntutan pelayanan yang baik.

"Kalau kita pasang sistem yang bagus, artinya kita bisa memastikan itu tidak decline. Sekarang yang kita takutkan adalah karena terlalu padat, karena tidak continue terus orang menghindar dan terjadi penurunan. Itu akan parah dampaknya untuk Jakarta nanti," kata Gerry dalam satu acara Fujitsu di Jakarta, Kamis.

Meskipun, menurut Gerry, ICT hanyalah sarana untuk memperlancar atau mengoptimalkan pengelolaan saat ini dan solusinya nyatanya (real solution) adalah perluasan landasan pacu atau membangun bandara baru.

Dari sisi pergerakan pesawat, kata Gerry, di Bandara Soekarno Hatta sudah sangat sibuk dengan sekitar 1300 penerbangan per hari, lebih sibuk dari bandara Tokyo meskipun tidak lebih banyak dari segi jumlah penumpangnya.

Dalam kesempatan sama, Presiden Direktur Fujitsu Indonesia Achmad S Sofwan memaparkan mengenai produk solusi pengelolaan bandara yang disediakan Fujitsu dan sudah digunakan di bandara-bandara besar termasuk Narita Tokyo, Jepang.

Solusi-solusi bandara dari Fujitsu itu meliputi sistem informasi penerbangan (Flight Information System), Boarding Pass and Baggage Tag Printer, Baggage Handling System (BHS), Baggage Reconsiliation System (BRS), Noise Monitoring System, Intruder Monitoring, Ramp Pass Management System, serta Network Equipment.

Fujitsu memahami bahwa transportasi udara kini semakin berperan dalam mendukung aktivitas dan produktivitas masyarakat di mana pun termasuk Indonesia, kata Sofwan dalam buka bersama media.

"Hal itu mendorong para pengelola bandara untuk meningkatkan sistem pengelolaan yang terintegrasi melalui sebuah solusi TIK yang komprehensif. Fujitsu telah memiliki solusi TIK yang dibutuhkan untuk mengatasi beragam tuntutan tersebut."

Ditanya mengenai apakah solusi pengelolaan bandara itu sudah ditawarkan kepada otoritas penerbangan di Indonesia, Achmad Sofwan mengatakan sudah melalui seminar beberapa waktu lalu dan beberapa pertemuan, presentasi juga.

"Tanggapan mereka cukup bagus, mereka melihat ini bisa dipakai, tapi seperti biasa di pemerintahan kan cukup lama ya prosesnya cukup lama. Harapannya ya bisa dipakai," kata Achmad Sofwan menambahkan.(skd)