Jakarta (antarasulteng.com) - Nilai tukar rupiah
dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Selasa pagi menguat 45 poin
menjadi Rp11.527 per dolar AS dibandingkan posisi terakhir kemarin.
"Laju rupiah kembali terapresiasi meski dibayangi sentimen negatif
dengan melemahnya sejumlah mata uang Asia Pasifik terhadap dolar AS
menjelang data inflasi AS yang akan dirilis," kata Kepala Riset Trust
Securities, Reza Priyambada.
Menurut dia, nilai rupiah terhadap dolar AS positif karena ada
ekspektasi positif pada hasil pemilihan umum presiden dan wakil presiden
tahun 2014.
Di sisi lain, lanjut dia, muncul juga spekulasi bahwa inflasi bulan
Juli tidak akan terlalu tinggi karena kenaikan harga rata-rata barang
konsumsi tidak terlalu signifikan.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memperkirakan
penguatan rupiah terbatas di tengah kondisi geopolitik di Ukraina dan
jalur Gaza dan mata dolar AS masih dipandang sebagai "safe haven".
Selain
itu, ia menjelaskan, inflasi Amerika Serikat bulan Juni diperkirakan
naik dan itu menjadi salah satu acuan bank sentral Amerika Serikat (The
Federal Reserve) untuk menaikan suku bunga.(skd)
Berita Terkait
Kurs rupiah pada Kamis rebound karena aksi profit taking
Kamis, 18 April 2024 9:38 Wib
Ekonom: Pemerintah jaga pertumbuhan ekonomi dukung stabilitas rupiah
Selasa, 16 April 2024 10:50 Wib
Layanan bersama penukaran uang di Palu
Selasa, 2 April 2024 19:23 Wib
Bank Indonesia libatkan 13 perbankan layani penukaran uang di Sulteng
Selasa, 2 April 2024 12:25 Wib
Bank Indonesia: Realisasi layanan penukaran rupiah capai Rp75 triliun
Kamis, 28 Maret 2024 11:40 Wib
Rupiah turun karena data pesanan barang tahan lama AS yang lebih baik
Rabu, 27 Maret 2024 9:52 Wib
Rupiah merosot dipicu sentimen suku bunga kebijakan AS
Selasa, 26 Maret 2024 9:51 Wib
Rupiah melemah dipengaruhi sentimen domestik terkait inflasi Indonesia
Selasa, 5 Maret 2024 15:47 Wib