Polisi Berupaya Bubarkan "Pesta" Petasan Di Palu

id petasan

Polisi Berupaya Bubarkan "Pesta" Petasan Di Palu

Ilustrasi (antara)

Palu,  (antarasulteng.com) - Sejumlah aparat Polsek Palu Barat berupaya membubarkan "pesta" petasan yang dilaksanakan dalam rangka perayaan Idul Fitri di komunitas warga keturunan Arab di Kota Palu, Selasa.

Polisi mendatangi lokasi karena mendapat informasi di sekitar Pasar Bambaru Kota Palu terdapat bunyi ratusan petasan yang suaranya menggelegar dan memekakkan telinga.

Warga yang melintas sempat takut dan memacu kendaraannya ketika melintas karena takut terkena dampak letusan petasan. Petasan yang dibakar itu rata-rata berdiameter 3 Cm dengan panjang sekitar 15 Cm.

Bahkan mobil polisi yang diparkir di sisi jalan juga sempat dilempari petasan, namun tidak menimbulkan kerusakan.

Sejumlah tokoh masyarakat keturunan Arab kemudian berdialog dengan polisi dan menyampaikan "pesta" petasan itu akan berakhir dengan sendirinya karena jumlah mercon juga tidak banyak.

Usai berdialog, polisi meninggalkan lokasi "pesta" petasan dengan mendapat jaminan kegiatan itu akan segera berakhir.

"Pesta" petasan yang berlangsung sekitar satu jam itu kemudian berakhir, dan warga membubarkan diri.

Farid Djafar Nassar, salah satu tokoh masyarakat, mengatakan lebaran yang dilakukan komunitas Arab itu telah dilakukan sejak puluhan tahun silam.

Namun tradisi bakar petasan itu baru muncul sekitar tiga tahun silam karena banyaknya anak muda berbeda generasi.

Tradisi lebaran komunitas itu dilakukan setiap tahun pada tanggal 2 Syawal atau sehari setelah Idul Fitri.

Tradisi tersebut telah berlangsung sejak puluhan tahun silam saat Habib Idrus bin Salim Aljufri, tiba di Kota Palu sekitar 1920-an.

Habib Idrus bin Salim Aljufri merupakan pendiri Alkhairaat yang berasal dari Yaman yang menyebarkan agama Islam di kawasan timur Indonesia, hingga wafat di Kota Palu.(skd)