BNPT Latih Ratusan Wartawan Bidang Jurnalisme Damai

id teror, wartawan, BNPT

BNPT Latih Ratusan Wartawan Bidang Jurnalisme Damai

arus diakui pula bahwa pemberitaan pers terkait terorisme cenderung lebih fokus pada pihak pelaku ketimbang korban dan pemerintah (kepolisian), sehingga jurnalis akan lebih proporsional, karena korban juga penting diberitakan,
Palu,  (antarasulteng.com) - Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) akan melatih ratusan wartawan di lima provinsi pada tahun 2014 agar pemberitaan mengenai terorisme lebih efektif dalam membangun kesadaran koletif masyarakat untuk menanggulangi dan mengatasi dampak kegiatan terorisme.

Direktur Perlindungan BNPT Brigjen Pol Herwan Haidir ketika membuka pelatihan Jurnalisme Damai BNPT untuk wilayah Sulawesi Tengah di Palu, Kamis (28/8) malam, mengemukakan lima daerah sasaran adalah Jawa Tengah, Sulteng, Kaltim, Aceh dan Jawa Barat.

"Kita sudah gelar satu kali di Solo, Jawa Tengah dan kali ini di Palu. Sebelum akhir 2014, kami akan menggelar pelatihan yang sama di Kaltim, Aceh dan Jawa Barat," katanya dalam acara yang diikuti 50 wartawan berbagai media dari seluruh Sulteng itu.

Herwan Haidir yang baru bergabung dengan BNPT pada Januari 2014 itu mengemukakan bahwa pelatihan jurnalisne damai ini baru pertama kali digelar sejak BNPT dibentuk dan mendapat dukungan dari berbagai pihak seperti Bappenas, Depkeu, Dewan Pers dan Kepolisian serta beberapa instansi terkait penanggulangan terorisme.

Pelatihan ini dipandang penting dan mendesak untuk memberikan wawasan dan keterampilan terhadap jurnalis agar pemberitaan media terkait terorisme lebih proporsional dan tidak menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

"Harus diakui pula bahwa pemberitaan pers terkait terorisme cenderung lebih fokus pada pihak pelaku ketimbang korban dan pemerintah (kepolisian), sehingga jurnalis akan lebih proporsional, karena korban juga penting diberitakan," katanya.

Bahkan, kalau ada tindakan pemberantasan terorisme, polisi seringkali dituduh melanggar HAM, padahal melindungi korban dan masyarakat juga menegakkan HAM, sehingga para teroris itulah yang sesungguhnya melanggar HAM publik.

Terkait pemilihan daerah untuk pelatihan jurnalisme damai itu, Herwan menegaskan bahwa daerah-daerah tersebut merupakan tempat-tempat dimana intensitas aktivitas terorisme agak tinggi, sehingga jurnalis harus mendapat pembekalan yang lebih komprehensif.

Harapannya, informasi yang disiarkan para jurnalis akan selalu konstruktif untuk menegakkan NKRI dan menjaga situasi tetap kondusif untuk berbagai aktivitas masyarakat.

Pelatihan yang berlangsung tiga hari itu melibatkan pembicara dari BNPT, Dewan Pers dan organisasi profesi kewartawanan dan peserta akan mendengarkan kesaksian dari mantan pelaku tindak terorisme yang sudah bertobat. (skd)