KMP Teluk Tolo Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat Morowali Utara

id feri, kolonodale

KMP Teluk Tolo Tingkatkan Kesejahteraan Rakyat Morowali Utara

Supervisor PT. ASDP Pelabuhan Kolonodale, Apner Lomalo. (antarasulteng.com/rolex malaha)

Saya diberi target penerimaan setiap bulan sekitar Rp75 juta, namun realisasi pada bulan Juli 2014 mencapai hampir Rp125 juta," ujar Apner.
Kolonodale, Sulteng (antarasulteng.com) - Masyarakat Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, berterima kasih kepada pemerintah yang telah membangun dan menyediakan prasarana dan sarana penyeberangan kapal feri dari Kolonodale ke Baturube, karena sejak KMP Teluk Tolo beroperasi pada Pebruari 2014, terasa sekali adanya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

"Dulu penghasilan kebun sawit kami paling hanya Rp600.000/hektare tiap kali panen, sekarang sudah bisa naik sampai dua kali lipat karena sudah ada kapal feri untuk mengangkut hasil kebun ke Kolonodale dengan warga yang lebih baik," kata Awaluddin, seorang tokoh masyarakat Mamosalato di Pandauke, Sabtu.

Awaluddin yang juga pengusaha itu mengaku bahwa pengoperasian KMP Teluk Tolo sangat menggembirakan warga di dataran Mamosalato dan Bungku Utara yang selama ini cukup terisolir dengan ibu kota kabupaten di Kolonodale.

"Selama ini hanya ada kapal rakyat dengan kemampuan angkutan barang yang sangat terbatas. Sekarang dengan kapal feri, angkutan barang menjadi lebih lancar dan murah," ujar Awaluddin yang juga petani sawit yang memiliki 30 hetare lahan sawit produktif tersebut.

Menurut dia, sejak terbukanya pelayaran feri, petani sawit di Mamosalato dan dataran Toili, lebih suka menjual sawitnya di Kolonodale kaerna harganya lebih tinggi.

"Dulu kami menjualnya di Luwuk, dan hasilnya hanya sekitar Rp600.000/ha setiap kali panen. Sejak kami menjual ke Kolonodale setelah ada kapal feri, hasilnya bisa mencapai Rp1,7 juta/ha tiap kali panen," ujar pemilik penginapan Andolia, desa Tanah Sumpu, ibu kota Kecamatan Mamosalato itu.

Bahkan, katanya, sejak kapal feri beroperasi, jumlah tamu yang menginap di penginapan dengan 15 kamar miliknya itu meningkat cukup tinggi, karena kunjungan masyarakat ke Bungku Utara dan Mamosalato semakin meningkat.

Sekarang, kat Awal, petani sawit di Mamosalato dan Bungku Utara sudah mulai banyak membangun rumah permanen, bahkan rumah-tokoh (ruko) sudh bermunculan di desa-desa karena harga sawit yang mereka terima semakin tinggi. Yang membeli mobil juga makin banyak.

Petani sayur mayur dan buah-buahan juga mulai menikmati hasil yang lumayan karena bisa menjual hasilnya ke pasar Kolonodale dan Bungku, sebab ada sarana angkutan yang lancar dan murah.

Karena itu, ia menyambut gembira rencana PT. ASDP yang akan meningkatkan frekwensi pelayaran KMP Teluk Tomini karena dampak ekonominya sangat besar bagi masyarakat.

50 trip per bulan

PT. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) Cabang Luwuk akan meningkatkan dua kali lipat frekwensi pelayaran KMP Teluk Tolo yang melayani rute Kolonodale-Baturube, Kabupaten Morowali Utara, Sulawesi Tengah, pada 2015.

"Kami sudah mengusulkan ke Kementerian Perhubungan agar frekwensi pelayaran KMP Teluk Tolo dinaikkan dari 27 kali perbulan (pergi-pulang) menjadi 50 kali, karena permintaan masyarakat cukup tinggi," kata Apner Lomalo, Supervisor PT.ASDP Cabang Luwuk di Kolonodale, Sabtu.

Menurut Apner, sejak beroperasi pada Pebruari 2014, KMP Teluk Tolo mendapat sambutan masyarakat yang cukup luas, karena meningkatkan akses perhubungan antarkecamatan di Morowali Utara yakni Bungku Utara dan Mamosalato dengan Kolonodale, ibu kota Kabupaten Morowali Utara dan antarkabupaten di sulteng yakni Morowali, Morowali Utara dan Kabupaten Banggai.

Salah satu indikasi tingginya minat masyarakat memanfaatkan jasa kapal feri ini adalah realisasi volume angkutan kendaraan melebihi target yang ditetapkan setiap bulan, sehingga penerimaan perusahaan jauh melebihi target penerimaan.

"Saya diberi target penerimaan setiap bulan sekitar Rp75 juta, namun realisasi pada bulan Juli 2014 mencapai hampir Rp125 juta," ujar Apner yang bekerja dengan dibantu seorang staf di Kolonodale.

Kapal feri berkapasitas angkut 14-17 kendaraan roda empat berbagai jenis, puluhan sepeda motor dan 250 penumpang itu setiap kali perjalanan bisa mengangkut lebih 60 persen dari kapasitas angkut kendaraan.

"Kalau volume kendaraan roda empat yang kami muat selalu melebihi 60 persen dari kapasitas, hanya volume penumpang yang masih rendah, baru sekitar 30 sampai 40 persen saja," ujarnya.

Jenis mobil yang paling banyak diangkut adalah truk-truk enam roda yang memuat kelapa sawit dari Kabupaten Banggai ke Morowali Utara karena petani sawit di dataran Toili, Kabupaten Banggai lebih suka menjual hasilnya ke pabrik minyak sawit milik PT. Agro Nusa Abadi (Astra Grup) Molino, Kecamatan Petasia Timur.

Penjabat Bupati Morowali Utara Haris Renggah mengemukakan keberadaan KMP Teluk Tomini tidak hanya memperlancar akses ekonomi masyarakat tetapi juga kelancaran pelayanan pemerintahan dan pembangunan di daerah-daerah yang selama ini masih sulit dijangkau karena keterbatasan sarana dan prasarana transportasi.

Jalan darat antara Kolonodale, ibu kota Kabuaten Morowali Utara dengan Kecamatan Bungku Utara dan Mamosalato hingga kini belum bisa diwujudkan karena trasenya harus melintasi cagar alam Morowali, sehingga sarana angkutan laut menjadi sangat dominan. (R007)