DKP Sulteng Berdayakan Galangan Kapal Lokal

id kapal inkamina

DKP Sulteng Berdayakan Galangan Kapal Lokal

Seorang pekerja sedang melaksanakan pekerjaan tahap akhir (finishing) badan kapal Inkamina di galangan kapal Kolo Bawah, Kabupaten Morowali Utara, Sabtu (6/9) (antarasulteng.com/rolex malaha)

"Insya Allah bulan Oktober kapal-kapal ini sudah selesai dikerjakan," kata Hamzah, pemilik galangan kapal di Desa Kolo Bawah.
Palu (antarasulteng.com) - Dinas Kelautan dan Perikanan Sulawesi Tengah memberdayakan usaha galangan kapal lokal untuk membangun kapal-kapal penangkap ikan bertonase besar yang dibiayai dengan dana APBN Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).

"Dari 18 kapal yang kita bangun pada tahun 2014, sebanyak lima kapal dikerjakan oleh galangan kapal lokal yang terletak di Desa Kolo bawah, Kecamatan Morowali Utara," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulteng Hasanuddin Atjo di Palu, Senin.

Ia mengatakan hal itu merupakan yang pertama kali untuk galangan kapal lokal terlibat dalam pembangunan kapal bertonase 30 GT dengan anggaran rata-rata Rp1,5 miliar perunit. Tiga tahun sebelumnya menggunakan galangan kapal di Balikpapan, Kaltim.

"Kami baru memberikan pekerjaan untuk lima buah kapal sebagai percobaan dan bila mereka mampu menyelesaikan pekerjaan secara tepat waktu dan berkualitas, maka tahun-tahun mendatang mereka akan dberi kepercayaan yang lebih besar," ujarnya.

Biaya pembangunan kapal tersebut, kata Hasanuddin, cukup besar yakni rata-rata Rp1,5 miliar per kapal, sudah termasuk mesin dan peralatan tangkap modern. Dananya bersumber dari APBN program Inkamina Kementerian Kelautan dan Perikanan 2014.

"Tarulah satu badan kapal (tanpa mesin dan peralatan tangkap) menghabiskan biaya Rp1 miliar, maka dana yang akan bergulir di Desa Kolo Bawah tahun ini akan mencapai Rp5 miliar. Ini cukup signifikan untuk menggerakkan ekonomi lokal," ujarnya.

Kepala Bidang Perikanan Tangkap DKP Sulteng selaku penanggung jawab pelaksana teknis kegiatan (PPTK) Johanis Riga menyebutkan bahwa pelibatan galangan kapal lokal membangun kapal bertonase besar tersebut baru dilakukan tahun ini karena baru saat ini ada galangan kapal lokal di Sulteng yang memiliki badan hukum.

"Kami kan tidak bisa memberi pekerjaan kepada usaha galangan kapal yang tidak punya badan hukum. Kebetulan tahun ini sudah ada galangan kapal yang punya galangan berbadan hukum dan dinilai memenuhi syarat pelelangan sehingga bisa memenangkan proyek tersebut," ujarnya.

DKP Sulawesi Tengah mendapat kepercayaan KKP untuk membangun kapal-kapal penangkap ikan bertonase 30 GT bersama perlatan tangkap moderen melalui program Inkamina KKP sejak 2011 dengan alokasi lima kapal pada 2011, naik menjadi tujuh kapal pada 2012, naik lagi menjadi 15 kapal p[ada 2013 dan tahun 2014 ini mendapat alokasi sebanyak 18 kapal.

"Tahun ini Sulteng menjadi provinsi yang paling banyak menerima bantuan kapal Inkamina bertonase 30 GT ini karena dinilai sukses melaksanakan proyek tahun-tahun sebelumnya dan berhasil meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan nelayan," ujar Johanis Riga.

Dari 18 kapal alokasi 2014 tersebut, sebanyak tiga kapal menggunakan bahan fiber dibangun di galangan kapal Banyuwangi, Jawa Timur, 10 kapal berbahan kayu dibangun di galangan kapal Penajam, Kota Balikpapan, Kaltim dan lima kapal kayu lainnya dikerjakan galangan kapal di Kolo Bawah, Kabupaten Morowali Utara.

Kapal-kapal tersebut direncanakan akan dibagikan kepada kelompok nelayan pada Desember 2014, yakni Kabupaten Tolitoli 4 kapal, Banggai (3), Morowali, Banggai Laut, Donggala dan Parigi Moutong masing-masing dua kapal sedangkan Kabupaten Poso, Tojo Una-una dan Buol masing-masing satu kapal.

Wartawan Antara yang berkunjung ke Kolo Bawah, Kabupaten Morowali Utara, pekan lalu, menyaksikan pekerjaan kapal Inkamina di desa itu telah hampir selesai, padahal masa kontrak baru akan berakhir pada Desember 2014.

"Insya Allah bulan Oktober kapal-kapal ini sudah selesai dikerjakan," kata Hamzah, pemilik galangan kapal tersebut di lokasi pembangunan kapal.

Badan kapal itu menggunakan kayu-kayu kelas satu, dengan kualitas yang lebih baik dari spesifikasi teknis yang disyaratkan pemberi pekerjaan yakni menggunakan kayu besi, pulam, jambu-jambu dan kayu minyak. (R007/E011)