Jakarta (antarasulteng.com) - "Selamat ya. Setelah berjuang selama 12 tahun
akhirnya berhasil," tulis seorang pengamat Badan Usaha Milik Negara
(BUMN) dalam SMS-nya kepada saya.
Memang, pekan lalu tiga dokumen penting untuk BUMN ditandatangani
Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY): peraturan pemerintah
tentang pembentukan holding perusahaan perkebunan, holding perusahaan
kehutanan, dan peraturan presiden tentang penunjukan BUMN untuk
membangun empat ruas jalan tol Sumatera.
Tentu peran Menko Perekonomian Chairul Tanjung amat besar.
Rapat-rapat koordinasi untuk tiga persoalan itu intensifnya luar biasa.
Persoalan yang mengganjal dituntaskan satu per satu dan terukur.
Maka bulan ini luar biasa banyaknya pekerjaan. Seperti lupa kalau
masa jabatan hampir berakhir. Tinggal hitungan hari. Belum lagi harus
merangkap menjadi Menteri Perindusterian ad interim selama ditinggal Pak
MS Hidayat ke luar negeri selama 12 hari.
Tentu untuk holding perkebunan ini pekerjaan luar biasa besar.
Terutama masalah-masalah internal: peningkatan produktivitas, kemampuan
membuat laba, efisiensi, dan investasi. Saya yakin, setelah jadi holding
ini penghematan besar-besaran akan bisa dilakukan. Dari penyatuan
sistem pengadaan pupuk saja, saya yakin puluhan miliar rupiah bisa
dihemat.
Yang tidak kalah berat adalah bagaimana menggerakkan industri gula
dalam negeri. Persoalannya juga di perkebunan tebu yang kurang tinggi
produktifitasnya. Karena itu saya berharap benar perombakan sistem
penanaman tebu yang mulai menampakkan hasil di Lampung bisa jadi tonggak
perbaikan ke depan. Target bisa menghasilkan tebu di atas 100 ton/ha
dengan rendemen sembilan harus tercapai. Hanya itu kuncinya. Atau
dibubarkan sama sekali.
Yang tidak kalah intensifnya adalah persiapan pembangunan empat
ruas jalan tol Sumatera. PT Hutama Karya (Persero), BUMN yang ditunjuk,
akhirnya harus mengusahakan sendiri dananya. Tidak ada dana APBN atau
pun pinjaman dari PIP seperti yang pernah direncanakan. Tentu akan
memakan waktu kalau HK harus cari pinjaman dulu ke mana-mana. Atau harus
cari mitra lebih dulu. Apalagi proyek sangat penting ini sebenarnya
belum menarik secara komersial.
Tapi karena BUMN adalah kekuatan besar, saya tidak membolehkan
proyek ini tertunda. HK bisa menggandeng BUMN konstruksi yang lain.
Misalnya dengan sistem turnkey. Dan ternyata, setelah saya selenggarakan
rapat gabungan, PT Waskita, PT Wika, PT PP, dan PT Adhi, semua
berminat.
Masing-masing perusahaan menggunakan kekuatan mereka (termasuk
kekuatan meminjam) untuk membangun tol tersebut. Dengan nilai yang sudah
disepakati. Dengan demikian HK bisa punya waktu mencari pinjaman tanpa
harus menunda proyek.
Pada saat jalan tol itu jadi, ada dua pilihan: HK sudah dapat
pinjaman yang lebih murah untuk membayarnya, atau HK sudah menemukan
pembeli yang akan membeli jalan tol yang sudah jadi itu. PT Jasa Marga
Tbk saya minta untuk menjadi standby buyer.
Perputaran uang seperti itulah yang akan membuat pembangunan jalan
tol Sumatera terus bergulir dengan cepat. Dari satu ruas ke ruas
berikutnya. Cara seperti ini pula yang terjadi di Tiongkok sehingga
pembangunan jalan tol di sana gila-gilaan. Meski jalan tol pertama di
Tiongkok (ruas Senyang ke Dalian) dibangun beberapa tahun setelah
Jagorawi, tapi kini Tiongkok sudah punya hampir 100.000 km. Sedang kita
belum genap 1.000 km.
Dirut HK yang baru, I Gusti Ngurah Putra, langsung tancap gas. Dia
siap kalau ground breaking jalan tol Palembang-Indralaya dilakukan 16
Oktober atau sebelum itu. Selesainya pun dia rencanakan sangat cepat:
satu tahun! Dia juga sudah tahu membangun pondasi di ruas itu sangat
berat.
Tanahnya Rawa.
Rasanya tidak ada semangat melebihi membangun jalan tol di Palembang ini dengan satu alasan: gubernurnya juga agak "gila"!
Tapi saya juga minta jalan tol di atas laut Balikpapan-Panajam
dikebut juga. Waskita sudah sangat siap. Tinggal tiga isu yang harus
diselesaikan: kepesertaan Pemprov Kaltim dan Pemkot Balikpapan,
ketinggian jalan tol, dan seberapa jauh harus bergeser untuk
mengakomodasikan proyek lain.
Oktober ini juga PT Angkasa Pura 1 siap memulai pembanguan bandara
baru Banjarmasin. Soal tanah yang lama mengganjal sudah tuntas. Kita
sudah tidak sabar ingin melihat bandara baru Banjarmasin, menggantikan
bandara lama yang kini sangat sumpek itu.
September-Oktober yang padat: dari rapat ke rapat. Dari kota ke kota. Dari proyek ke proyek.(skd)
Berita Terkait
Rahmad M Arsyad bagi kaos bergambar Ahmad Dahlan saat kembalikan formulir di PAN
Rabu, 24 April 2024 18:32 Wib
Presiden Jokowi tinjau Masjid Walidah Dahlan yang didesain ramah lingkungan
Kamis, 1 Februari 2024 7:16 Wib
Dahlan Iskan akui tak banyak tahu soal proyek LNG Pertamina
Jumat, 15 September 2023 7:42 Wib
Dahlan Iskan penuhi panggilan KPK sebagai saksi kasus korupsi LNG
Kamis, 14 September 2023 10:34 Wib
KPK panggil Dahlan Iskan terkait kasus korupsi LNG Pertamina
Kamis, 14 September 2023 8:43 Wib
Dahlan Iskan dipanggil KPK terkait kasus korupsi LNG Pertamina
Kamis, 7 September 2023 11:34 Wib
DPR rapat dengan Mahfud MD bahas transaksi mencurigakan di Kemenkeu
Rabu, 29 Maret 2023 14:20 Wib
FKUB-BIN Sulteng sinergi tingkatkan kualitas kamtibmas
Kamis, 8 September 2022 21:24 Wib