Disperindagkop: Harga Kopi Robusta Di Palu Bertahan

id kopi

Disperindagkop: Harga Kopi Robusta Di Palu Bertahan

Ilustrasi (FOTOANTARA/Sahrul Manda Tikupadang)

Palu,  (antarasulteng.com) - Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi/UMKM (Disperindagkop) Provinsi Sulawesi Tengah mencatat harga biji kopi robusta di Kota Palu hingga pertengahan Oktober 2014 masih stabil meski permintaan meningkat.

"Harga biji kopi robusta belum bergerak, meski permintaan pasar terhadap komoditas perkebunan itu cenderung meningkat," kata Kepala Seksi Usaha dan Sarana Perdagangan Disperindagkop Sulawesi Tengah, Rudi Zulkarnain di Palu, Rabu.

Ia mengatakan harga biji kopi di tingkat pedagang di Kota Palu saat ini masih berkisar Rp27.000 per kilogram atau belum beranjak.

Dia mengaku permintaan terhadap komoditas tersebut terus meningkat dan produksi petanipun juga meningkat dari tahun ke tahun.

Ia mengatakan di Sulawesi Tengah, daerah penghasil kopi terbesar adalah Kabupaten Sigi. Selain Kabupaten Sigi, juga Kabupaten Poso. "Tapi terbanyak petani di Kabupaten Sigi," katanya.

Rudi tidak merinci produksi kopi petani Sulawesi Tengah, namun sejak beberapa tahun terakhir ini, terutama ketika harga membaik, petani terus bergairah mengembangkan tanaman tersebut.

Seperti petani yang ada di Kecamatan Lindu, Kulawi dan Kulawi Selatan dalam beberapa tahun ini banyak menanam kopi, menyusul harga di yang kian naik.

Data Dinas Perkebunan Sulawesi Tengah menyebutkan luas areal tanaman kopi robusta di daerah itu mencapai 10.884 hektare dengan jumlah produksi per tahunnya sekitar 7.674 ton.

Khusus di Kabupaten Sigi yang merupakan sentra produksi kopi terbesar, produksi rata-rata mencapai 5.581 ton per tahun dengan luas areal tanam hingga kini sekitar 5.581 hektare.

Luas dan produksi kedua terbesar adalah Kabupaten Poso. Luas areal tanaman kopi di daerah itu 1.266 hektare dengan jumlah produksi 737 ton per tahun.

Sementara areal tanaman kopi arabica hanya di Kabupaten Poso dengan luas areal saat ini baru sekitar 257 hektare dengan produksi 147 ton per tahun.(skd)