Pendaratan Lion Di Mamuju Terganggu Kawanan Sapi

id lion, pesawat

Pendaratan Lion Di Mamuju Terganggu Kawanan Sapi

Ilustrasi--Pesawat Lion Air (Lion Air)

Mamuju,  (antarasulteng.com) - Pendaratan maskapai Lion Air yang terbang dari Makassar menuju Bandara Tampa Padang, Mamuju, ibu kota Provinsi Sulawesi Barat, terganggu kawanan sapi yang memasuki area runway atau landas pacu.

"Pesawat Lion Air yang terbang dari Makassar saat akan mendarat di Bandara Udara Tampa Padang Mamuju tiba-tiba merubah haluan. Hal tersebut disebabkan karena tiba-tiba saja lima ekor sapi memasuki area runway bandara," kata Komisioner KPU Sulbar, Adi Arwan Alimin yang ikut dalam penerbangan maskapai ini di Mamuju, Jumat.

Ia mengatakan, pesawat dengan nomor penerbangan JT 1302 yang telah menukik tersebut dengan cepat mengubah haluan dan kembali mengudara karena ada lima ekor kawanan sapi di areal runway.

Adi menyampaikan, awalnya para penumpang menduga bahwa manuver pilot yang diketahui bernama Putu Candrajaya bermaksud memutar ke Makassar mengingat jarak pandang dalam kondisi berawan disertai gerimis.

"Maaf para penumpang, kita baru saja membatalkan pendaratan akibat beberapa sapi melintas di runway," kata pilot melalui pengeras suara pesawat, seperti ditirukan Adi Arwan Alimin.

Mendengar Informasi tersebut, kata dia, 58 penumpang di pesawat tersebut sontak kaget, termasuk di antara penumpang adalah pimpinan sementara DPRD Provinsi Sulawesi Barat Aras Tammauni yang baru  pulang dari Bogor, Jawa Barat, mengikuti Silatnas dengan Presiden RI.

Sejumlah penumpang lainnya yang ikut dalam penerbangan ini seperti Nurdin Pasokkori, anggota DPRD Sulbar H Damris, Asisten III Darwin Jusuf, Kasatpol PP Sulbar Ilham Borahima, dan Kepala BKD Mateng Busdir.

Yang menarik, Kadis Perhubungan Sulbar ikut pula dalam penerbangan itu.

Setelah terbang kembali dengan satu putaran di udara akhirnya pesawat berhasil didaratkan tanpa gangguan. Setelah mendarat tersiar kabar sapi yang memasuki area runway akibat salah satu pintu pagar di sekitar pantai tidak tertutup.

"Kejadian ini seharusnya menjadi catatan penting dinas terkait mengingat insiden itu pernah terjadi sebelumnya," tegas Adi Arwan.

Sementara itu Ketua sementara DPRD Sulbar aras Tammauni merasa sangat kesal atas peristiwa tersebut dikarenakan kejadian itu sangat membahayakan keselamatan penerbangan serta akan menjadi catatan buruk arus trasportasi udara di Sulbar.(skd)