Petani Sigi Sulit Kembalikan Dana KUR

id petani bawang

Petani Sigi Sulit Kembalikan Dana KUR

Mentan Suswono dan Gubernur Sulteng Longki Djanggola saat panen bawang di Dusun Bolupontu, Kabupaten Sigi beberapa waktu lalu. Foto ANTARA/Basri Marzuki (antara)

"Bagaimana kami mau kembalikan, sedangkan usaha macet," katanya.
Palu (antarasulteng.com) - Sejumlah petani di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, mengaku mengalami kesulitan untuk mengembalikan kredit usaha rakyat (KUR) karena usaha tani yang selama ini diandalkan tidak menghasilkan apa-apa akibat musim kemarau.

"Kebanyakan petani bawang di Sigi menggunakan dana KUR untuk menopang usaha mereka, namun banyak yang gagal panen akbat kemarau," kata Suryono, salah seorang anggota kelompok tani di Kecamatan Sigibiromaru, Kabupaten Sigi, Kamis.

Ia tidak menyebut besaran dana KUR yang mereka dapatkan guna mendukung kegiatan usaha penanaman bawang untuk bahan baku bawang goreng, kecuali mengatakan sudah dua kali musim tanam tidak ada hasil.

Musim tanam III dan IV, katanya, bibit bawang yang mereka tanam sebagian tidak tumbuh dan sebagian tumbuh tetapi belum panen sudah mati karena kemarau berkepanjangan.

Soal ketersediaan air untuk kebutuhan tanaman cukup, tetapi karena kemarau yang telah berlangsung tiga bulan terakhir ini, tanaman bawang tidak bisa bertahan sampai masa panen tiba.

Tanaman bawang hanya bisa bertahan tumbuh sampai umur 30-40 hari saja.

Menurut dia, jika saja tanaman bawang bisa tumbuh bertahan sampai 50 hari, maka akan menghasilkan meski biji bawang kecil-kecil.

"Meski hasilnya tidak memuaskan masih lebih baik dari pada tidak sama sekali seperti yang mereka alami selama dua kali musim tanam gagal panen," katanya.

Hal senada juga disampaikan Yono bahwa ia juga rugi karena tanaman bawang yang selama ini mereka kembangkan selama kemarau tidak menghasilkan.

Sementara di satu sisi petani harus mengembalikan pinjaman KUR ke pihak perbankan.

"Bagaimana kami mau kembalikan, sedangkan usaha macet," katanya.

Keduanya hanya berharap Pemprov Sulteng dan Kabupaten Sigi bisa memberikan bantuan benih, obat-obatan, pupuk dan biaya pengolahan agar petani kembali menanam sehingga bisa membayar KUR.

Kecamatan Sigibiromaru selama ini menjadi pusat pengembangan tanaman hortikultura. Tanah dan iklim yang ada di wilayah itu sangat cocok bagi pengembangan komoditi-komoditi hortikultura.

Hasil panen petani selama ini selain dijual di pasaran Kota Palu, juga sebagian dijual ke Kaltim seperti bawang sayur, tomat, cabe,terong, melon, ketimun dan juga kacang panjang serta pisang. (BK03)