Legislator: Cegah Alih Fungsi Sawah Morowali Utara

id kebun

Legislator: Cegah Alih Fungsi Sawah Morowali Utara

Lahan perkebunan sawit (ANTARANews)

Alih fungsi lahan sawah ke perkebunan terus meluas. Ini harus dihentikan demi menjaga keamanan dan ketahanan pangan masyarakat
Palu,  (antarasulteng.com) - Legislator Sulawesi Tengah mendesak Penjabat Bupati Morowali Utara Abdul Haris Renggah mencegah alih fungsi lahan sawah ke perkebunan kelapa sawit yang sedang marak di daerah itu.

"Alih fungsi lahan sawah ke perkebunan terus meluas. Ini harus dihentikan demi menjaga keamanan dan ketahanan pangan masyarakat," kata anggota Fraksi PDI-Perjuangan DPRD Sulawesi Tengah Huisman Brant Toripalu di Palu, Jumat.

Ada dua alasan warga cenderung mengubah lahan sawah mereka dengan menanam kelapa sawit yakni tingginya harga kelapa sawit dan minimnya sarana irigasi yang dibangun pemerintah untuk persawahan.

Morowali Utara, kata legislator dari Dapil Morowali Utara itu, merupakan kawasan di Sulteng yang paling diincar investor untuk ekspansi perkebunan sawit dewasa ini sehingga berbagai kecamatan seperti Mori Atas, Petasia dan Bungku Utara, lahan perkebunan sawit terus meluas.

"Ekspansi perkebunan sawit mendapat sambutan masyarakat karena para investor sangat getol mendekati warga dan harga sawit memang cukup tinggi sehingga warga tergiur untuk mengembangkannya," ujarnya.

Di pihak lain, katanya, sawah-sawah rakyat semakin tidak produktif karena sebagian besar mengandalkan tadah hujan atau pengairan dari sungai-sungai kecil yang pada musim kemarau seperti saat ini mengering sehingga sawah tidak bisa ditanami padi.

"Saya berharap penjabat Bupati Morowali Abdul Haris Renggah lebih aktif berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan kementerian Pekerjaan Umum agar tahun 2015, banyak bendung dan saluran irigasi yang dibangun di Morowali Utara," ujarnya.

Menurut dia, bila pembangunan irigasi tidak mendapat perhatian, maka Morowali Utara yang telah berswasembada beras kemungkinan harus mencari beras dari daerah tetangga.

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan kelautan-Perikanan Kabupaten Morowali Utara Zulsofyan Lamandasa membenarkan gencarnya ekspansi perkebunan sawit di daerahnya, meski pemkab setempat belum pernah menerbitkan izin investasi baru kea investor.

"Ekspansi yang dilakukan sekarang semuanya masih memanfaatkan izin yang diterbitkan Pemkab Morowali sebelum dimekarkan menjadi dua kabupaten yakni Morowali dan Morowali Utara," katanya.

Morowali Utara saat ini merupakan daerah pengembangan perkebunan sawit dan karet terbesar di Sulawesi Tengah. Lahan perkebunan sawit tercatat sekitar 120.000 hektare dengan produksi pada semester I 2014 mencapai hampir 35.000 ton sedangkan karet seluas 4.200 hektare dengan produksi akhir tahun 2013 sebesar 5.600 ton.

Sedangkan padi, kata Yan Lamandasa, luas tanam setiap tahun rata-rata mencapai 11.200 hektare dengan produksi sekitar 44.000 ton GKG, dan jumlah ini cukup untuk dikonsumsi sekitar 116.000 jiwa penduduknya.

Ia mengaku khawatir dengan meluasnya ekspansi perkebunan dan minimnya sarana irigasi, banyak lahan sawah akan beralih fungsi menjadi lahan perkebunan, sehingga hal ini membutuhkan dukungan berbagai pihak untuk mencegahnya. (skd)