Palu, (antarasulteng.com) - Sistem pompanisasi merupakan solusi untuk
mengantisipasi musim kemarau panjang yang melanda beberapa wilayah di
Tanah Air, termasuk di Sulawesi Tengah.
"Kemarau panjang tidak hanya terjadi di beberapa daerah di
Indonesia, tetapi juga di sejumlah wilayah di Sulteng," kata Kepala
Bidang Prasana dan Sarana Pertanian Kantor Dinas Pertanian Provinsi
Sulteng, Thamrin MS di Palu, Jumat.
Ia mengatakan, ada sejumlah wilayah di Sulteng yang dilanda kekeringan.
Di Sulteng, kata dia, dampak kemarau berkepanjangan mulai Kabupaten
Banggai, terutama di Luwuk Timur sampai ke Kecamatan Bualemo.
Wilayah itu merupakan salah satu sentra pangan di Kabupaten Banggai, selain Kecamatan Toili Barat dan Toili.
Akibat musim kemarau berkepanjangan di wilayah tersebut, jadwal
tanam padi sawah terpaksa ditunda karena kesulitan pasokan air ke
sawah-sawah petani.
Sambil menunggu musim hujan, Pemprov Sulteng melalui Dinas Pertanian
melakukan sistem pompanisasi untuk memenuhi kebutuhan air untuk
persawahan yang ada di daerah itu.
Pompanisasi hanya dilakukan pada wilayah-wilayah yang memang dilanda
kekeringan. Dan khusus di Sulteng baru satu daerah yang menerapkan
sistem pompnanisasi yaitu Kabupaten Banggai.
Sementara daerah-daerah lain, kata Thamrin, pihaknya belum menerima
informasi atau laporan adanya kekeringan. "Yang kami dapat informasi
baru Kabupaten Banggai yang dilanda kekeringan," katanya.
Dan yang paling mengetahui wilayah-wilayah yang berpotensi atau
telah dilanda musim kekeringan adalah Badan Meteorologi Klimatologi dan
Goefisika (BMKG).
"Kami berharap BMKG bisa menginformasikan daerah-daerah yang
berpotensi dilanda kekeringan agar pihaknya bisa mengantisipasi dengan
menyediakan pompanisasi," katanya.
Ia menjelaskan, bantuan pompa air (mesin air) diserahkan langsung kepada kelompok-kelompok tani yang ada di daerah.
Pompanisasi hanya berlaku pada lahan sawah basah saja, Sedangkan lahan sawah ladang tidak.
Selain pompanisasi dengan memanfaatkan sumber-sumber air terdekat,
juga dengan menanam varietas padi yang memang tahan kering.
Seperti bagaimana varietas padi yang dikembangkan petani di ladang
kering. "Jadi petani diarahkan untuk menanam padi varietas tahan kering
sehingga meski musim kemarau, padi itu tetap bisa bertumbuh dan
berbuah," katanya.
Begitu pula halnya yang dilakukan pada komoditi pertanian dan
hortikultura dengan menggunakan mulsa plastik hitam perak (MPHP).
Penggunaan MPHP dilakukan agar dapat meningkatkan hasil terutama
pada musim kemarau, karena mulsa dapat mempertahankan struktur tanah
tetap gembur, memelihara kelembaban dan suhu tanah, mengurangi
kehiiangan unsur hara dan menekan pertumbuhan gulma.
Cara pemasangan MPHP dilakukan pada saat terik matahari agar
memudahkan plastik mengembang dan mudah ditarik. Jangan memasang mulsa
plastik pada saat mendung.
Tebarkan MPHP di atas bedengan, warna perak menghadap atas dan warna hitam menghadap tanah.
Siapkan bilah penjepit bambu yang dibentuk menyerupai huruf U.
Dua orang memegang kedua ujung MPHP di masing- masing ujung bedengan.
Dua orang lainnya saling berhadapan di masing-masing sisi bedengan
untuk memasang MPHP.
Tarik kuat-kuat MPHP ke arah bawah hingga terasa mengembang
kuatkan/tancapkan bambu penjepit di masing-masing sisi bedengan.
Pemasangan bertahap dan satu ujung bedengan hingga ujung berikutnya.
Biarkan tiga hari, baru kemudian dibuat lubang tanam sesuai dengan jarak
tanam. (skd)
Pompanisasi Antisipasi Musim Kemarau Di Sulteng
Kemarau panjang tidak hanya terjadi di beberapa daerah di Indonesia, tetapi juga di sejumlah wilayah di Sulteng