Program Mina-padi Targetkan Pendapatan Petani Rp30 Juta/Panen

id mina padi

Program Mina-padi Targetkan Pendapatan Petani Rp30 Juta/Panen

Kepala Dinas KP Sulteng Hasanuddin Atjo (kanan) saat meninjau proyek percontohan Mina-Padi di Desa Malonas, Kabupaten Donggala, Selasa (28/10) (Antarasulteng.com/Rolex Malaha)

bila semua instansi terkait memberikan kontribusinya secara proporsional dan konsisten, proyek percontohan mina-padi ini akan sukses meningkatkan pendapatan petani dari saat ini rata-rata Rp10 juta menjadi Rp30 juta tiap petani per siklus panen.
Palu (antarasulteng.com) - Program percontohan pengembangan teknologi pertanian integratif mina-padi di Desa Malonas, Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah, akan dilanjutkan hingga para petani benar-benar mandiri dengan pendapatan mencapai Rp30 juta setiap panen.

"Kami akan mengawal program ini sampai tahun anggaran 2016 dimana diharapkan petani peserta program sudah mandiri mengembangkan padi dan tambak ikan secara produktif," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo di Palu, Rabu.

DKP Sulteng bekerja sama dengan Bank Indonesia Perwakilan Palu mengembangkan proyek percontohan mina-padi pada areal sawah beririgasi teknik seluas enam hektare milik kelompok tani Desa Malonas, Kabupaten Donggala, sekitar 160 kilometer utara Kota Palu.

DKP Sulteng membangun kolam pemeliharaan ikan selebar dua meter dengan kedalaman 1,5 meter di sekeliling tiap petak sawah milik petani, sementara tanah galiannya digunakan sebagai pematang.

DKP juga menyediakan bibit ikan mas dan nila dengan jumlah total yang ditebar 42.000 ekor, berikut pakan dan tenaga penyuluh bagi petani, sementara Bank Indonesia menyediakan benih padi, berupa pupuk dan obat-obatan yang sebagian besar adalah organik serta pembinaan organisasi kelompok tani.

Menurut Hasanuddin Atjo, proyek ini dimulai Juli 2014 dan akan dilanjutkan pada 2015 dan 2016 yang diproyeksikan akan mencapai areal sekitar 10 hektare dan melibatkan puluhan petani setempat.

Selain memperluas areal binaan, katanya, DKP juga akan menyediakan sarana pendederan benih ikan agar semua bibit ikan yang akan dilepas ke kolam, dipelihara lebih dahulu di kolam pendederan untuk seleksi guna menekan angka kematian benih.

Ia akan menggupayakan agar selama tiga tahun ini (2014-2016), program integratif ini juga melibatkan berbagai instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Peternakan dan Badan Pengembangan Teknologi Pertanian (BPTP).

Dinas Pertanian diharapkan memberi kontribusi dalam penyediaan benih dan pemeliharaan tanaman padi serta pengembangan palawija di atas pematang, sementara BPTP akan membantu penyediakan benih padi yang tahan genangan air, sedangkan Dinas Peternakan akan mengasistensi petani dalam memelihara ternak yang kotorannya menjadi bahan membuat pupuk organik.

"Pupuk organik ini sangat diperlukan karena tidak hanya bermanfaat untuk padi tetapi juga untuk ikan di dalam kolam," ujarnya.

Sementara itu Bank Indonesia Perwakilan Palu telah menyatakan komitmennya untuk terus mengawal program ini dengan memberikan bantuan teknis seperti pembinaan kelembagaan petani dan pelatihan dan studi banding serta pengembangan Lembaga Keuangan Mikro (LKM) yang sudah terbentuk saat ini.

Hasanuddin yakin bila semua instansi terkait memberikan kontribusinya secara proporsional dan konsisten, proyek percontohan mina-padi ini akan sukses meningkatkan pendapatan petani dari saat ini rata-rata Rp10 juta menjadi Rp30 juta tiap petani per siklus panen. (R007)