Jakarta (antarasulteng.com) - Mantan Menkum dan HAM Yusril Izha Mahendra
mengingatkan para politisi agar mengedepankan kepentingan bersama dan
menjunjung tinggi kemajemukan karena itu kekuasaan harus berimbang,
tidak hanya dikuasai satu golongan.
"Kembalilah kepada kepribadian bangsa yang mengedepankan kepentingan
bersama dan menjunjung tinggi kemajemukan," kata mantan Menkum dan HAM
Yusril Izha Mahendra di Jakarta, Rabu.
Pernyataan Yusril ini disampaikan menanggapi pembentukan pimpinan
DPR tandingan. Menurut Yusril kejadian ini sungguh memrihatinkan bagi
perkembangan demokrasi di Indonesia.
Yusril menegaskan negara Indonesia takkan pernah akan berjalan baik
dan sempurna kalau dikuasai oleh satu golongan saja, baik di eksekutif
maupun di legislatif. Kekuasaan, tambah Yusril, harus berbagi secara
adil dan berimbang.
"Semua orang harus diberi kesempatan untuk memimpin lembaga-lembaga negara secara proporsional," katanya.
Yusril menilai para politisi belum mampu mendahulukan kepentingan
bangsa dan negara daripada kepentingan kelompok dan kepentingan pribadi.
Menurut Yusril para politisi harusnya mampu mengedepankan musyawarah
dalam memecahkan persoalan bangsa, bukan semata-mata main kuat-kuatan
dengan voting.
Yusril juga minta para politisi dapat bercermin pada pengisian
jabatan-jabatan eksekutif dan legislatif di awal reformasi pasca-Pemilu
1999. Dengan demikian, ada keseimbangan di sana.
"Kedepankan musyawarah, bicara dari hati ke hati, jangan menutup
diri apalagi arogansi. Selamatkan bangsa dan negara dari kekacauan,"
katanya.
Menurut Yusril inti dari semua itu adalah, para politisi harus mampu
menahan diri. Yusril menyarankan para politisi mampu kedepankan
kedewasaan berpolitik dan cari penyelesaian kompromi.
"Inilah kunci penyelesaian masalah yang kini dihadapi bangsa dan
negara di tengah gejala yang mulai mengarah kepada kekisruhan," ujarnya.(skd)
Yusril Ingatkan Politisi Kedepankan Kepentingan Bangsa
Kedepankan musyawarah, bicara dari hati ke hati, jangan menutup diri apalagi arogansi. Selamatkan bangsa dan negara dari kekacauan