Seniman Batik Tampilkan Keindahan Indonesia Di Swiss

id batik, kain

Seniman Batik Tampilkan Keindahan Indonesia Di Swiss

Beberapa pekerja membatik dengan teknik lukis di Rola Batik, Patrang, Jember, Jawa Timur, Kamis (19/4). Batik lukis menerapakan teknik melukis dengan menggunakan kuas dan pewarna kain dan hasilnya berbeda dengan batik tulis ataupun cap. (ANTARA/Seno S)

London (antarasulteng.com)-  Seniman batik Indonesia asal Pekalongan, Sapuan  menampilkan pembuatan proses batik pada pentas seni budaya bertajuk "The Beauty of Indonesia" atau Keindahan dari Indonesia di Zurich, Swiss, akhir pekan.

Acara yang digelar  Persatuan Indonesia Swiss "Verein Indonesia Schweiz  (VIS)"  menampilkan Dewa Ruci A man's Journey to find the meaning of life", kata Pensosbud KBRI Bren Rizka Desinta kepada Antara, Selasa.

Menurut Sapuan, jika pada masa kini, orang menggunakan facebook untuk mengekspresikan pengalamannya, aspirasi dan
keinginannya, pada masa sebelumnya, masyarakat Jawa mengekspresikannya pada karya batik.

Di balik karya cipta Batik-batik ciptaan Sapuan tersimpan cerita tersendiri yang filosofis.  

Batik karya Sapuan tersebut tidak terbatas pada motif-motif yang sudah ada seperti parang rusak atau truntum, kebanyakan karyanya merupakan suatu cerita yang utuh baik kisah legenda ataupun keadaan masa kini dengan permainan warna-warna  berani.

Usaha Sapuan yang mendapatkan dukungan dari PT Indosat ini berkembang sehingga mampu memberikan lapangan pekerjaan menaikan taraf hidup masyarakat sekitar terutama wanita dan ibu rumah tangga.

Selain demonstrasi batik juga pameran batik Sapuan, acara "Beauty of Indonesia," juga menghadirkan persembahan tari Nusantara, tari Gelang Ro¿om, dan tari Jaipong.

Acara yang didukung KBRI Bern  ditujukan sebagai malam penggalangan dana bagi Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta (YKPJ) menampilkan model-model yang berhasil mengatasi penyakit kanker payudara dengan memperagakan koleksi Alleira Batik, Reny Feby Jewellry dan Inafest.

Sebagian dari penjualan tiket masuk dan sumbangan  pengunjung disumbangkan kepada yayasan Pita Pink YKPJ untuk meringankan penderita kanker payudara.

Dubes RI untuk Swiss dan Liechtenstein, Linggawaty Hakim, menyampaikan acara kali ini tidak hanya mempromosikan kebudayaan dan produk asal Indonesia, tetapi juga meringankan beban penderita kanker payudara di Indonesia.

Selain itu ia juga mengharapkan acara tersebut akan  dapat mempererat hubungan persahabatan dan "people to people contact" antara masyarakat Indonesia dan Swiss.

"The Beauty of Indonesia" dihadiri sekitar 200 pengunjung, yang terdiri dari warga Swiss dan Indonesia.

Selain dihibur dengan penampilan penari dan model penonton juga dibuai dengan "unplugged music" grup AMA Acoustic, yang beranggotakan tiga orang warga Indonesia di Swiss.

Pengunjung juga dapat mengobati rindu akan cita rasa kuliner Indonesia dengan mencicipi hidangan buffet nasi goreng, mie goreng, sate ayam, dan berbagai penganan kecil khas Indonesia.

Selain itu, pihak panitia menyiapkan hadiah door prize berupa satu tiket pp Amsterdam-Jakarta-Amsterdam yang disponsori  Garuda Indonesia dan hadiah  voucher menginap di hotel Rimba, Jimbaran, Bali, serta hadiah menarik lainnya.

Acara dimotori  VIS pimpinan Ersalina Schmidlin menggandeng pengusaha dan desainer asal Indonesia, yang tergabung dalam INAfest.

Di acara ini, mereka membuka bazaar dengan menjual produk khas Indonesia, seperti batik dan aksesoris.  
Acara pentas budaya dan malam dana bukan yang pertama kali digelar oleh VIS. Berbagai acara pameran, bazaar dan penampilan kebudayaan berhasil dilaksanakan semenjak berdirinya VIS.  VIS merupakan organisasi tertua yang dimiliki komunitas Indonesia dan friends of Indonesia di Swiss, yang berdiri sejak tahun 1969.(zg/skd)