Google Siapkan Proyek Besar Untuk Mobil, Android Auto

id google

Google Siapkan Proyek Besar Untuk Mobil, Android Auto

Halaman muka mesin pencari Google pada 17 Agustus 2012. (Google)

San Francisco (antarasulteng.com) - Google Inc tengah membentangkan kerangka kerja bagi satu versi Android yang langsung terpasang ke mobil sehingga pengendara bisa menikmati keuntungan ber-internet tanpa terkoneksi ke ponsel pintar sekali pun.

Terobosan ini adalah langkah besar dari software Android Auto yang akan dihadirkan bersamaan dengan dirilisnya versi terbaru sistem operasi smartphone Android dan mensyaratkan ponsel yang terkait dengan mobil-mobil kompatibel dengan layar built-in demi mengakses musik streaming, peta dan aplikasi-aplikasi lainnya.

Meski begitu, Google tidak pernah mengungkapkan rincian atau kerangka waktu bagi rencana jangka panjangnya mencantolkan Android Auto langsung ke mobil.

Perusahaan itu kini berencana melakukannya saat meluncurkan versi mendatang sistem operasinya yang disebut Android M setahun atau lebih dari sekarang, kata dua sumber yang mengetahui masalah ini seperti dikutip Reuters.

"Sistem ini menjadi batu pijakan yang jauh lebih kuat bagi Google agar benar-benar menjadi bagian dari kendaraan ketimbang sebagai selingan belaka," kata Thilo Koslowski, wakil presiden lembaga riset Gartner.

Jika berhasil, Android akan menjadi sistem standard yang menyawai fitur hiburan dan navigasi pada kendaraan, sehingga memantapkan posisi Google di pasar baru yang memiliki pesaing dari Apple Inc ini.

Google juga bisa mengakses lautan data tak ternilai yang bisa dikumpulkan satu kendaraan.

Integrasi langsung ke kendaraan menjamin pengendara dapat memanfaatkan layanan Google setiap waktu tanpa harus tersambung ke telepon.

Sistem ini akan membuat Google bisa lebih memanfaatkan kamera, sensor, indikator bahan bakar, dan koneksi internet pada kendaraan yang muncul bersamaan dengan hadirnya model-model kendaraan terbaru.

Para analis menyebut rencana Google ini bakal menghadapi berbagai tantangan teknis dan bisnis, termasuk meyakinkan para produsen otomotif agar mau mengintegrasikan layanan Google seerat mungkin ke dalam kendaraan buatan mereka.

Perusahaan-perusahaan IT tengah berlomba merancang perangkat, jam tangan dan gadget lainnya yang terkoneksi ke Internet.

Menurut data Sensus AS, mobil secara khusus menarik karena warga Amerika menghabiskan waktu hampir 50 menit setiap hari di dalam kendaraan.

Apple meluncurkan software CarPlay pada Maret lalu dan Google telah bersepakat dengan sejumlah perusahaan seperti Hyundai, General Motors Co dan Nissan Motor Co, untuk produk Open Automotive Alliance dan Android Auto-nya.

Android Auto dan CarPlay baru-baru ini menggarap proyek aplikasi ponsel pintar mereka yang nyantol pada layar kendaraan.

Banyak dari mobil-mobil kompatibel awal dengan fungsionalitas plug-in ponsel pintar semacam ini akan dipamerkan pada Pameran Elektronik Las Vegas bulan depan dan mulai dijual pada 2015.

Dengan membuat Android terintegrasi pada kendaraan, layanan Google tidak akan menghadapi risiko mati, misalanya, karena baterai smartphone habis.

Software milik Google bisa terkoneksi ke komponen-komponen kendaraan lainnya, sehingga membuat, misalnya, sistem navigasi built-in seperti Google Maps mendeteksi manakala bahan bakar akan habis dan mengarahkan mobil ke SPBU terdekat.

Dengan menyantolkan ke komponen-komponen kendaraan, Google juga bisa mendapatkan informasi berharga sehingga bisa dimanfaatkan model bisnis iklannya yang haus data tersebut.

"Anda bisa mengakses lokasi GPS di mana Anda berhenti, di mana Anda bepergian setiap hari, kecepatan Anda, tingkat konsumsi bahan bakar Anda, di mana Anda berhenti untuk mengisi bahan bakar," kata seorang sumber seperti dikutip Reuters.

Namun sumber ini menegaskan bahwa Android akan memerlukan penyempurnaan-penyempurnaan bagi performa dan stabilitas kendaraan dalam beradaptasi.

Secara khusus, Android Auto perlu dinaikkan power-nya manakala sang pengemudi membelokkan kendaraan, ketimbang menunggu sekitar 30 detik, seperti terjadi pada banyak smartphone.

Produsen-produsen otomotif sendiri mungkin akan khawatir karena dengan memberi Google akses ke komponen-komponen dalam kendaraan mereka, maka itu bisa memunculkan masalah-masalah keamanan dan pertanggungjawaban.  Mereka enggan memberi Google semacam tempat khusus dalam kendaraan buatan mereka.

"Produsen otomotif ingin tetap brand mereka menarik dan menjaga diferensiasi mereka," kata Mark Boyadjis, analis pada perusahaan riset industri IHS Automotive, seperti dikutip Reuters.(skd)