San Francisco (antarasulteng.com) - Google Inc tengah membentangkan kerangka
kerja bagi satu versi Android yang langsung terpasang ke mobil sehingga
pengendara bisa menikmati keuntungan ber-internet tanpa terkoneksi ke
ponsel pintar sekali pun.
Terobosan ini adalah langkah besar dari software Android Auto yang akan dihadirkan bersamaan dengan dirilisnya versi terbaru sistem operasi smartphone Android dan mensyaratkan ponsel yang terkait dengan mobil-mobil kompatibel dengan layar built-in demi mengakses musik streaming, peta dan aplikasi-aplikasi lainnya.
Meski
begitu, Google tidak pernah mengungkapkan rincian atau kerangka waktu
bagi rencana jangka panjangnya mencantolkan Android Auto langsung ke
mobil.
Perusahaan itu kini berencana melakukannya saat
meluncurkan versi mendatang sistem operasinya yang disebut Android M
setahun atau lebih dari sekarang, kata dua sumber yang mengetahui
masalah ini seperti dikutip Reuters.
"Sistem ini menjadi batu
pijakan yang jauh lebih kuat bagi Google agar benar-benar menjadi bagian
dari kendaraan ketimbang sebagai selingan belaka," kata Thilo
Koslowski, wakil presiden lembaga riset Gartner.
Jika berhasil,
Android akan menjadi sistem standard yang menyawai fitur hiburan dan
navigasi pada kendaraan, sehingga memantapkan posisi Google di pasar
baru yang memiliki pesaing dari Apple Inc ini.
Google juga bisa mengakses lautan data tak ternilai yang bisa dikumpulkan satu kendaraan.
Integrasi
langsung ke kendaraan menjamin pengendara dapat memanfaatkan layanan
Google setiap waktu tanpa harus tersambung ke telepon.
Sistem
ini akan membuat Google bisa lebih memanfaatkan kamera, sensor,
indikator bahan bakar, dan koneksi internet pada kendaraan yang muncul
bersamaan dengan hadirnya model-model kendaraan terbaru.
Para
analis menyebut rencana Google ini bakal menghadapi berbagai tantangan
teknis dan bisnis, termasuk meyakinkan para produsen otomotif agar mau
mengintegrasikan layanan Google seerat mungkin ke dalam kendaraan buatan
mereka.
Perusahaan-perusahaan IT tengah berlomba merancang perangkat, jam tangan dan gadget lainnya yang terkoneksi ke Internet.
Menurut
data Sensus AS, mobil secara khusus menarik karena warga Amerika
menghabiskan waktu hampir 50 menit setiap hari di dalam kendaraan.
Apple
meluncurkan software CarPlay pada Maret lalu dan Google telah
bersepakat dengan sejumlah perusahaan seperti Hyundai, General Motors Co
dan Nissan Motor Co, untuk produk Open Automotive Alliance dan Android
Auto-nya.
Android Auto dan CarPlay baru-baru ini menggarap proyek aplikasi ponsel pintar mereka yang nyantol pada layar kendaraan.
Banyak dari mobil-mobil kompatibel awal dengan fungsionalitas plug-in ponsel pintar semacam ini akan dipamerkan pada Pameran Elektronik Las Vegas bulan depan dan mulai dijual pada 2015.
Dengan
membuat Android terintegrasi pada kendaraan, layanan Google tidak akan
menghadapi risiko mati, misalanya, karena baterai smartphone habis.
Software milik Google bisa terkoneksi ke komponen-komponen kendaraan lainnya, sehingga membuat, misalnya, sistem navigasi built-in seperti Google Maps mendeteksi manakala bahan bakar akan habis dan mengarahkan mobil ke SPBU terdekat.
Dengan
menyantolkan ke komponen-komponen kendaraan, Google juga bisa
mendapatkan informasi berharga sehingga bisa dimanfaatkan model bisnis
iklannya yang haus data tersebut.
"Anda bisa mengakses lokasi GPS
di mana Anda berhenti, di mana Anda bepergian setiap hari, kecepatan
Anda, tingkat konsumsi bahan bakar Anda, di mana Anda berhenti untuk
mengisi bahan bakar," kata seorang sumber seperti dikutip Reuters.
Namun
sumber ini menegaskan bahwa Android akan memerlukan
penyempurnaan-penyempurnaan bagi performa dan stabilitas kendaraan dalam
beradaptasi.
Secara khusus, Android Auto perlu dinaikkan power-nya manakala sang pengemudi membelokkan kendaraan, ketimbang menunggu sekitar 30 detik, seperti terjadi pada banyak smartphone.
Produsen-produsen
otomotif sendiri mungkin akan khawatir karena dengan memberi Google
akses ke komponen-komponen dalam kendaraan mereka, maka itu bisa
memunculkan masalah-masalah keamanan dan pertanggungjawaban. Mereka
enggan memberi Google semacam tempat khusus dalam kendaraan buatan
mereka.
"Produsen otomotif ingin tetap brand mereka menarik dan
menjaga diferensiasi mereka," kata Mark Boyadjis, analis pada perusahaan
riset industri IHS Automotive, seperti dikutip Reuters.(skd)
Berita Terkait
Kemendikbudristek: Bangkit tunjang kompetensi pemuda di bidang AI
Kamis, 22 Februari 2024 15:32 Wib
Google tingkatkan fitur untuk dukung belajar online
Rabu, 21 Februari 2024 11:40 Wib
Google mengaku akan komunikasi dengan KPPU soal kasus billing system
Senin, 4 Desember 2023 16:21 Wib
Google Cloud sebut AI bermanfaat untuk keamanan siber
Rabu, 18 Oktober 2023 8:56 Wib
Google hadir temani Ramadhan lewat pemanfaatan fitur
Sabtu, 9 April 2022 9:32 Wib
Kemendikbudristek melepas 3.100 mahasiswa dalam program Bangkit 2022
Selasa, 15 Februari 2022 10:35 Wib
Cara membantu lansia gunakan internet
Senin, 14 Februari 2022 15:34 Wib
Sandiah "Ibu Kasur" jadi wajah di Google Doodle hari ini
Minggu, 16 Januari 2022 9:03 Wib