Sulteng Ditargetkan Ekspor Komoditas Pajala

id pangan

Sulteng Ditargetkan Ekspor Komoditas Pajala

Sebuah pameran pangan nonberas (ANTARA/Ilustrasi)

Palu,  (antarasulteng.com) - Sulawesi Tengah ditargetkan menjadi daerah yang mengekspor komoditas padi, jagung dan palawija (pajala).

"Ini target yang diharapkan Kementerian Pertanian dapat terealisasi dalam tiga tahun ke depan," kata Kepala Penyuluh Pertanian Kementerian Pertanian Dr Patanrasid pada acara Penandatanganan Pakta Integritas Pemantapan Upaya Khusus Peningkatan Produksi Pajala antara Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dengan Bupati/Wali Kota dan Dandim se-Sesulteng di Palu, Jumat.

Patanrasid mengatakan pemerintah pusat telah mencanangkan selama tiga tahun hingga 2017, Indonesia sudah tidak lagi mengimpor PAJALA.

"Pak Presiden Joko Widodo dalam program tiga tahun ke depan, Indonesia sudah mampu mencapai swasembada pangan," katanya.

Karena itu, Kementerian Pertanian dalam mendukung dan mensukseskan program swasembada pangan telah menjalin kerja sama dengan TNI.

Kerja sama tersebut telah ditindak lanjuti dengan penanda tanganan MOu (nota kesepahaman) antara Kementerian Pertanian dengan Kasad.

Dan dilanjutkannya hingga tingkat provinsi, kabupaten dan kota di seluruh tanah air, termasuk yang sedang dilakukan di Sulawesi Tengah.

"Dengan penandatangan MOu antara Dinas Pertanian Kabupaten dan Kota dengan bupati/wali kota dan Dandim se-Sulteng, niscaya program kedalaulatan pangan bisa tercapai sesuai yang diharapkan pemerintah pusat," kata dia.

Sementara Gubernur Sulteng, Longki Djanggola menyambut dan mendukung program pemerintah pusat dalam hal pemantapan peningkatan produksi pajala guna menjamin kedaluatan pangan nasional.

Sulteng, kata Gubernur Djanggola pada prinsipnya siap untuk mensukseskan program dimaksud.

Namun demikian, pemerintah pusat harus pula mendukung dengan penyediaan anggaran memadai, karena jika hanya mengandalkan anggaran APBD provinsi, kabupaten/kota sangat sulit untuk terealisasi.

"Kita butuh infranstruktur yang memadai pula guna mendukung program swasembada pangan yang ditargetkan bisa tercapai pada 2017," katanya.

Insfranstruktur dimaksud antara lain jalan dan irigasi harus pula memadai. "Jika semua itu dapat disediakan pemerintah pusat dan daerah, niscaya apa yang telah diprogramkan pemerintah Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia sudah harus swasembada pangan 2017, niscaya bisa tercapai."

Sulteng selama ini, kata Gubernur Djanggola telah mencapai swasembada beras. Sementara jagung dan kedelai belum.

Khusus produksi beras, Sulteng setiap tahun mengalami surplus beras sebanyak 270 ribu ton.

"Saya juga optimis jika semua program pemantapan peningkatan produksi pajala di Sulteng dimana ikut melibatkan TNI, jika dilakukan dengan baik, niscaya produksi dan produktivitas hasil panen petani meningkat," katanya.

Dengan demikian, Sulteng bisa menjadi daerah pertama di Indonesia yang mampu mengekspor perdana pajala sesuai ditargetkan Kementerian Pertanian.

Juga pendapatan dan kesejahteraan petani di Sulteng tentu meningkat pula. (skd)