Pemerintah Perlu Perkuat Sarana Transportasi Pariwisata Togean

Palu,  (antarasulteng.com) - Legislator Provinsi Sulawesi Tengah Suprapto Dg Situru mengatakan pemerintah daerah dengan dukungan penuh pemerintah pusat perlu memperkuat sarana dan prasarana transportasi pariwisata Kepulauan Togean Kabupaten Tojo Unauna.

Suprapto di Palu, Selasa, mengatakan masa depan Sulawesi Tengah khususnya Tojo Unauna mendatang salah satunya berada di sektor pariwisata sehingga perlu ditata sejak dini sehingga bisa berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi.

"Tiga faktor penunjang pembangunan di daerah yakni sumber daya alam, sumber daya manusia dan pendanaan. Sumber daya alam, kita oke, Pendanaan kita yang minim," kata Suprapto.

Salah satu kendala membangun Togean menjadi pusat wisata laut terbesar di Sulawesi Tengah adalah masih minimnya APBD sehingga perlu dikerjasamakan dengan pemerintah pusat.

Anggota Komisi III (Pembangunan) DPRD Sulawesi Tengah itu mengatakan untuk menjadikan Togian menjadi destinasi wisata andalan membutuhkan sentuhan infrastruktur perhubungan laut berupa pelabuhan dan sarana transportasi.

"Kita harus mengadakan kapal pesiar atau bus laut yang lebar, nyaman, sehingga wisatawan juga nyaman dan bisa betah berlama-lama di Togean," katanya.

Menurut Suprapto untuk pengadaan sarana tersebut dibutuhkan keberanian kepala daerah untuk mengalokasikan anggaran yang terfokus.

"Tidak apa-apa, misalnya dialokasikan sampai Rp6 miliar per tahun untuk pengadaan kapal. Yang penting kita fokus sehingga bisa kelihatan hasilnya," katanya.

Dia mengatakan jika setahun pemerintah bisa mengadakan kapal pariwasata satu kapal maka lima tahun pemerintah daerah memiliki aset lima unit kapal.

Sarana transportasi laut yang repsentatif kata Suprapto menjadi penting mengingat dari enam kecamatan di Kepulauan Togean semuanya memiliki potensi pariwisata bawah laut.

Saat ini kata dia, akses transportasi udara ke Tojo Unauna semakin baik karena bandara di daerah itu sudah dibangun.

"Bupati Damsik sudah bangun bandara, tugas kita ke depan melanjutkan dan bagaimana supaya pesawat reguler bisa masuk," katanya. (skd)