Surabaya (antarasulteng.com) - Mahasiswa ITS Surabaya meraih penghargaan dalam
kompetisi "Harvard National Model United Nations (HNMUN) 2015" di
Harvard University, Ameriksa Serikat pada 12-15 Februari lalu.
"Dua dari 10 anggota tim, yaitu saya dan R Aditya Brahmana (jurusan
Teknik Informatika ITS) berhasil merebut gelar The Best Social Venture
Challenge," kata anggota tim ITS Yabes David Losong di Surabaya, Selasa.
Mahasiswa dari jurusan Teknik Mesin ITS itu mengakui tim mahasiswa
ITS tidak menyangka hasil itu, karena ajang simulasi sidang Perserikatan
Bangsa-Bangsa (PBB) yang bergengsi itu baru pertama kalinya diikuti.
Apalagi, Aditya dan Yabes berhasil menyisihkan sekitar 3.000
mahasiswa dari 70 negara di dunia. Mereka berdua dianugerahi satu dari
lima penghargaan yang diperebutkan dalam kompetisi tersebut.
Dengan perolehan itu, keduanya menempatkan nama ITS di posisi
puncak di antara pemenang lainnya dalam kompetisi yang digelar di
Harvard University, Boston, Amerika Serikat.
"Social Venture Challange (SVC)" itu merupakan gelar juara yang
diberikan kepada tim yang memiliki proyek sosial yang memberikan dampak
paling besar bagi perekonomian masyarakat.
Dalam ajang itu, keduanya mengangkat proyek sosial berupa
pemberdayaan petani dan peternak di Desa Mojosari, Kabupaten Mojokerto
untuk membuat vermikompos berbahan dasar cacing tanah dan limbah kotoran
sapi.
"Vermikompos tersebut kami jadikan pupuk untuk meningkatkan
produktivitas jagung saat kemarau," ujar mahasiswa angkatan 2011 itu
tentang karya yang menjadi juara dalam salah satu cabang dari kompetisi
HNMUN itu.
Menurut Yabes, juri sangat terkesan dengan proyek mereka karena
berhasil mengubah hal yang jorok menurut orang banyak, menjadi sesuatu
yang bernilai ekonomis tinggi.
"Orang bule itu tertarik dengan hal-hal yang menjijikkan, tapi bisa
menghasilkan uang. Pesaing berat kami adalah tim dari negara-negara di
Amerika Latin yang sangat ambisius," katanya.
Ada tiga tim ITS yang maju di kategori SVC. Bahkan, dua di
antaranya berhasil masuk ke babak final, tetapi hanya satu yang akhirnya
dapat juara.
"Kami tidak main-main dalam mempersiapkan kompetisi simulasi sidang
yang mendekati sidang aslinya di PBB itu, bahkan ITS HNMUN Club telah
mempersiapkan diri sejak Oktober 2014," katanya.
Prestasi yang ditorehkan Tim ITS HNMUN ini menjadi bukti bahwa
mahasiswa ITS tidak hanya berprestasi di bidang teknik, tetapi juga
bidang sosial yang bergengsi.
"Yang jelas, prestasi ini akan menjadi pelecut semangat bagi
mahasiswa ITS agar tidak alergi di dunia sosial, politik dan hubungan
internasional, sebab pemikiran-pemikiran mahasiswa teknik dapat
diaplikasikan dalam dunia politik. Engineering tanpa politik itu kuli,"
tegasnya.
Sejatinya, mekanisme kompetisi utama dalam HNMUN adalah para
kontingen menjadi representasi dari suatu negara, sehingga negara
tersebut akan dinilai keaktifannya dalam berdiplomasi dengan negara lain
untuk memberikan resolusi terhadap permasalahan dunia yang sedang
terjadi. Dalam hal ini, ITS menjadi representasi dari negara Tanzania.(skd)
Berita Terkait
Tim Robot terbang Bayucaraka ITS raih tiga juara di Singapura
Senin, 3 April 2023 14:19 Wib
Mahasiswa ITS bikin "motion comic" antiperundungan siber
Senin, 13 Maret 2023 14:59 Wib
Mahasiswa ITS rancang mobil listrik ramah lingkungan
Jumat, 2 Juli 2021 16:56 Wib
Pakar ITS analisa dugaan KRI Nanggala-402 hilang kontak
Kamis, 22 April 2021 18:16 Wib
Mensos datangi ITS untuk petakan daerah rawan bencana di Indonesia
Sabtu, 17 April 2021 21:27 Wib
Mahasiswa ITS Surabaya gagas inovasi sistem tilang cerdas "Elang System"
Sabtu, 7 November 2020 13:10 Wib
Menristek luncurkan mobil otonom "iCar ITS"
Selasa, 18 Agustus 2020 10:54 Wib
Hasil riset tingkat popularitas dan elektabilitas Whisnu tertinggi
Jumat, 21 Februari 2020 6:17 Wib