Kenaikan Harga Beras Karena Ulah Pedagang

id ulah, pedagang, beras, pasar

Kenaikan Harga Beras Karena Ulah Pedagang

Beras (ANTARA/Yudhi Mahatma)

"Jadi seharusnya harga beras tidak naik.Tapi kenyataan dalam dua pekan ini beras di pasar rata-rata bergerak naik tajam," kata Kepala Seksi Usaha dan Sarana Perdagangan Dinas Perindag Sulteng, Rudi Zulkarnain di Palu, Selasa.
Palu, (antarsulteng.com) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sulawesi Tengah menduga kenaikan harga beras di pasaran di duga kuat karena ulah pedagang mencari kentungan besar.

"Stok beras sebenarnya banyak. Ini hanya ulah pedagang," kata Kepala Seksi Usaha dan Sarana Disperindag Sulteng, Rudi Zulkarnain di Palu, Selasa.

Ia mengatakan, stok beras paling banyak ada di tangan pedagang besar.

Mereka sengaja menimbun stok dan menjual dengan harga tinggi supaya mendapat keuntungan lebih besar.

"Hanya saja selama ini, Disperindag belum turun melakukan sidak ke gudang-gudang distributor atau pedagang beras," katanya.

Kota Palu, kata Rudi, berada di antara beberapa kabupaten di Sulteng yang rata-rata penghasil beras seperti Sigi, Donggala dan Parigi Moutong.

Bukan hanya itu, bahka beberapa sentra produksi beras di Provinsi Sulsel. Sulteng memang berbatasan dengan dua provinsi di Paulau Sulawesi seperti Sulbar dan Sulsel.

Kedua daerah tersebut selama ini terkenal sebagai sentra produksi beras di Kawasan Timur Indonesia (KTI).

Beras produksi petani dari kedua provinsi itu banyak diperdagangkan di Kota Palu.

Pedagang beras di Palu selama ini mendatangkan beras diluar daerah guna memenuhi kebutuhan pasar lokal.

"Jadi seharusnya harga beras tidak naik.Tapi kenyataan dalam dua pekan ini beras di pasar rata-rata bergerak naik tajam," katanya.

Dalam rangka mengendalikan harga beras, Bulog Sulteng dalam beberapa hari ini menggelar operasi pasar dengan menjual beras jenis medium Rp7.300,00/kg atau jauh lebih murah dari harga beras dijual pedagang mencapai Rp9.000,00/kg. (BK03/)