Pekerja Padat Karya Palu Ikut BPJS Ketenagakerjaan

id bpjs

Pekerja Padat Karya Palu Ikut BPJS Ketenagakerjaan

Kami sudah pengalaman tahun lalu, betapa besar manfaatnya bagi tenaga kerja bila ikut program BPJS Ketenagakerjaan ini
Palu,  (antarasulteng.com) - Wali Kota Palu Rusdy Mastura mengatakan semua tenaga kerja yang terlibat dalam program tenaga kerja mandiri dan padat karya untuk pengurangan kemiskinan, akan disertakan dalam program Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan.

"Kami sudah pengalaman tahun lalu, betapa besar manfaatnya bagi tenaga kerja bila ikut program BPJS Ketenagakerjaan ini," katanya kepada wartawan usai mengikuti peresmian gedung baru Kantor Cabang BPJS Ketenagakerjaan Sulteng di Palu, Selasa.

Menurut dia, pada 2014, pihaknya melibatkan 2.500 orang warga dari keluarga tidak mampu dalam program padat karya untuk pengurangan kemiskinan dan 2.000 orang di antaranya disertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan.

"Ada pekerja yang meninggal dunia karena sakit, mendapat santunan kematian sampai Rp21 juta. Ini kan besar sekali manfaatnya bagi keluarga miskin peserta program padat karya ini," ujarnya dengan disaksikan Wagub Sulteng Soedarto dan Dirut BPJS Ketenagakerjaan Elvyn G. Massaya.

Pada 2015, kata Cudy, panggilan akrab Rusdi Mastura, pihaknya akan merekrut 5.000 tenaga kerja lagi dan seluruhnya akan disertakan dalam program BPJS Ketenagakerjaan.

Para peserta program padat karya ini adalah keluarga miskin yang ditugaskan bekerja selama tiga jam setiap hari selama lima hari sepekan, dan setiap bulan akan menerima upah sebesar Rp600.000. Pekerjaan yang mereka lakukan umunya menjaga kebersihan kota.

Selain itu, katanya, puluhan peserta padat karya ini dikirim ke luar daerah untuk mengikuti pelatihan keterampilan sesuai dengan minat dan bakat mereka seperti membuat kripik.

"Setelah kembali, mereka akan kami hubungkan dengan bank untuk mendapatkan pinjaman dengan jaminan pemerintah kota," ujarnya.

Program ini dilaksanakan sejak 2014 sebagai bagian dari upaya Pemkot Palu mewujudkan program menihilkan kemiskinan pada beberapa tahun ke depan dan membangkitkan kembali semangat gotongroyong yang terus memudar.

Jumlah warga miskin di kota yang berpenduduk sekitar 360.000 jiwa ini mencapai sekitar 13.000 kepala keluarga. (skd)