Komisi I Pantau Latihan PPRC TNI

id hanafi, rais

Komisi I Pantau Latihan PPRC TNI

Hanafi Rais (antaranews)

Kami pantau terus apa yang terjadi di Poso karena selama yang dilakukan TNI tidak melanggar UU maka tentu kami bisa menerima
Jakarta, (antarasulteng.com) - Komisi I DPR RI memantau latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) TNI di Poso, Sulawesi Tengah pada Senin hingga Selasa agar tetap berada dalam koridor perundang-undangan yang berlaku.

"Kami pantau terus apa yang terjadi di Poso karena selama yang dilakukan TNI tidak melanggar UU maka tentu kami bisa menerima," kata Wakil Ketua Komisi I DPR RI Hanafi Rais di Gedung Nusantara III, Jakarta, Selasa.

Hanafi mengatakan pemantauan itu agar jangan sampai latihan PPRC itu beralih kepada hal yang ditakutkan masyarakat seperti darurat militer dan daerah operasi militer.

Menurut dia Komisi I DPR RI akan mengawal agar yang dilakukan TNI di Poso hanya latihan perang saja dan untuk menjaga ketertiban.

"Kalau ada hal lain yang dilakukan TNI di Poso, maka kami akan meminta klarifikasi Panglima TNI dalam rapat kerja dengan kami," ujarnya.

Dia mengatakan latihan PPRC di Poso dengan alasan bahwa daerah itu merupakan basis kelompok bersenjata di bawah pimpinan Santoso.

Namun dia menegaskan urusan terorisme merupakan wilayah Polri dan separatisme adalah tanggung jawab TNI sehingga hal itu yang harus dijaga di lapangan.

"Bagi kami, teroris urusan polisi dan separatis adalah TNI sehingga itu yang kami jaga koridornya di lapangan," katanya.

TNI menggelar latihan Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) di Poso, Sulawesi Tengah pada Senin hingga Selasa (30-31 Maret). Panglima TNI Jenderal TNI Moledoko mengatakan latihan dalam skala besar tersebut untuk mengantisipasi munculnya kelompok radikalisme di Indonesia.

"Saya mensinyalir di Poso, seolah-olah kelompok radikal itu nyaman di sana. Saya khawatir orang-orang yang pergi ke Irak dan Suriah, akan pulang dan bermarkas di Poso. Untuk itulah TNI latihan besar-besaran di sana," ujar Moeldoko.

Menurut Moeldoko, latihan tersebut sengaja digelar berkaitan dengan isu terorisme yang sedang diantisipasi oleh pemerintah misalnya setelah beberapa WNI diketahui bergabung dengan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Selain mengantisipasi berkembangnya paham ISIS, latihan di Poso juga bertujuan untuk memberantas kelompok teror pimpinan Santoso di Sulawesi Tengah.(skd)