Washington (antarasulteng.com) - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama,
mengatakan, kepemimpinannya akan "gagal secara fundamental" jika Israel
menjadi negara yang lemah, dan menegaskan posisi negara Yahudi tersebut
sebagai sekutu utama meski kedua pihak tengah berseteru soal perjanjian
nuklir Iran.
Obama mengaku mengerti kekhawatiran Israel mengenai Iran yang
merupakan rival utama di Timur Tengah. Namun di sisi lain, dia juga
menjelaskan pentingnya kesepakatan nuklir dengan Tehra.
Obama menyampaikan pendapat tersebut saat diwawancara oleh The New
York Times yang disiarkan dalam video berdurasi 45 menit pada Minggu
waktu setempat.
"Saya akan menilainya sebagai kegagalan dari pihak saya, kegagalan
fundamental pada masa kepresidenan saya, jika posisi Israel semakin
rentan akibat apa yang saya lakukan," kata Obama.
Dia menambahkan bahwa "tidak hanya kegagalan strategis, tetapi juga
kegagalan moral" sambil menambahkan tidak ada satu pun perbedaan
pendapat yang mempu memecah hubungan baik Israel dengan Amerika Serikat.
Sebelumnya Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, berulang
kali mengecam perjanjian nuklir antara Iran dengan sejumlah negara kuat.
Dia beralasan kesepakatan itu akan membuat Teheran mampu membangun
infrastruktur nuklir yang besar.
Netanyahu dan Obama memang sering bertengkar soal proses perdamaian
di Timur Tengah. Di satu sisi Israel menolak negara Palestina sementara
di sisi lain Gedung Putih ingin mewujudkan solusi "dua-negara" demi
menyelesaikan konflik.
"Bahkan pada saat silang pendapat antara saya dengan Netanyahu,
mengenai Iran maupun Palestina, saya secara konsisten mengatakan bahwa
hubungan kami dengan Israel tidak berubah," kata dia.
Dalam wawancara dengan The New York Times, Obama juga menjelaskan
perjanjian dengan Iran yang akan membuat Tehran mengurangi aktivitas
nuklir dengan imbalan pencabutan sanksi ekonomi.
"Tidak ada pilihan lain untuk mencegah Iran memperoleh bom nuklir
selain dengan cara diplomatik dan kesepakatan yang telah kami jalani.
Dan itu sudah terbukti," kata dia.
Di sisi lain, Obama mengerti bahwa Israel "punya hak untuk khawatir" soal Iran.
"Apa yang ingin kami lakukan dalam perjanjian ini adalah sebuah
pesan untuk Iran dan semua negara lain di Timur Tengah, yaitu bahwa jika
ada pihak yang mengganggu Israel, Amerika Serikat akan datang," kata
dia. (skd)
Obama Akan Mengaku Gagal Jika Israel Jadi Negara Lemah
... di sisi lain Gedung Putih ingin mewujudkan solusi "dua-negara" demi menyelesaikan konflik...