Diplomat Amerika Serikat Luncurkan Buku Tentang Indonesia

id diplomat

Diplomat Amerika Serikat Luncurkan Buku Tentang Indonesia

enulis Izharry Agusjaya Moenzir, Stanley Harsha, editor senior Jakarta Post Endy Bayuni, mantan Rektor UIN Jakarta, Azyumardi Azra, dalam peluncuran buku "Seperti Bulan dan Matahari, Indonesia dalam Catatan Seorang Diplomat Amerika", di Jakarta, Senin. (www.antaranews.comAlviansyah Pasaribu)

...supaya orang Indonesia bisa melihat bagaimana diplomat memandang Indonesia dan bagaimana Amerika Serikat melihat Indonesia sebagai negara yang penuh toleransi
Jakarta (antarasulteng.com) - Stanley Harsha, mantan diplomat Amerika Serikat (AS) yang 12 tahun berkarir di Indonesia meluncurkan buku Seperti Bulan dan Matahari, Indonesia dalam Catatan Seorang Diplomat Amerika untuk menggambarkan kehidupan budaya, agama dan politik Indonesia.

"Saya tulis buku ini supaya orang Indonesia bisa melihat bagaimana diplomat memandang Indonesia dan bagaimana Amerika Serikat melihat Indonesia sebagai negara yang penuh toleransi," kata Harsha, usai peluncuran bukunya di Jakarta, Senin.

Harsha pernah menjadi orang yang sering paling dicari-cari wartawan Indonesia sebagai sumber berita atau fasilitator informasi soal negara, program kerja, dan pejabat-pejabat negara itu. Dia pernah menjadi atase penerangan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta, menggantikan seniornya, Max Kwak. 

Buku dengan gambar sampul pasangan pengantin berbusana adat Jawa itu menceritakan perjalanan Harsha selama 28 tahun menetap dan menikah dengan seorang wanita Indonesia sejak 1987.

Stanley yang menjabat empat masa penugasan di Indonesia mencoba menggambarkan perbandingan budaya masyarakat Indonesia dan Amerika Serikat juga situasi ketika merebaknya demonstasi anti Amerika Serikat pasca-penyerangan ke Afganistan.

Dalam buku 254 halaman itu juga menceritakan cara Harsha mendapatkan ajaran etika dan adat Jawa dari mertuanya.

Harsha menuliskan Seperti Bulan dan Matahari, Indonesia dalam Catatan Seorang Diplomat Amerika,  dalam dua bahasa, Inggris dan Indonesia, supaya bisa dibaca seluruh masyarakat dunia.

"Sengaja saya tulis dua bahasa karena tujuan saya supaya orang Amerika tahu tentang Indonesia," kata Harsha, yang memerlukan waktu satu tahun untuk menulis buku ini. "Satu pesan buku ini adalah bagaimana budaya dan adat Indonesia sangat mendalam dan penting untuk dipelajari".

Sebelum menulis buku ini Harsha menjabat sebagai penasihat senior Departemen Luar Negeri Amerika Serikat dan Direktur Fullbright Foreign Scholarship Board. (skd)