Indonesia Terapkan Strategi "City Branding" Genjot Pariwisata

id pariwisata

Indonesia Terapkan Strategi "City Branding" Genjot Pariwisata

Pariwisata Raja Ampat Wisatawan menikmati keindahan alam di sekitar Fiainemo, Raja Ampat, Papua Barat, Sabtu (14/6). Keindahan alam baik permukaan dan bawah laut di lokasi itu mejadi tujuan wisata turis manca negara. (ANTARA FOTO/Saptono)

Jakarta,  (antarasulteng.com) - Indonesia menerapkan strategi "city branding" pada beragam destinasi untuk menggenjot kinerja sektor pariwisata, termasuk untuk menarik kunjungan 20 juta wisatawan mancanegara pada 2020.

Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di Jakarta, Senin, mengatakan konsep branding dalam dunia bisnis sangat menentukan keberhasilan suatu perusahaan.

 "Oleh  karena itu, banyak perusahaan mengalokasikan anggaran yang sangat besar untuk dapat mempromosikan brand-nya kepada masyarakat luas," katanya.

Begitupun dengan konsep brand pariwisata, kata dia, dengan potensi penerapan otonomi daerah serta meluasnya tren globalisasi saat ini, daerah pun harus saling berupaya untuk merebut pasar, khususnya para wisatawan dan investor ke daerah masing-masing.

"Oleh karena itu, daerah membutuhkan brand yang kuat," katanya.

Secara definisi, City Brand adalah identitas, simbol, logo, atau merek yang melekat pada suatu daerah.

Menteri menegaskan bahwa pemerintah daerah juga harus membangun "brand" untuk daerahnya, tentu yang sesuai dengan potensi maupun "positioning" yang menjadi target daerah tersebut.

Dia berpendapat berbagai manfaat yang akan didapatkan dengan penerapan strategi "City Branding" tersebut, diantaranya "awareness", reputasi, serta persepsi yang baik mengenai sebuah destinasi wisata.

Selain itu, konsep "City Branding" dapat mendorong iklim investasi, maupun peningkatan kunjungan wisata destinasi wisata.

Pihaknya sendiri bersama Garuda Indonesia dan PATA Indonesia Chapter bersama dengan pemangku kepentingan terkait bersiap mengembangkan pariwisata di Indonesia dalam upaya mewujudkan "Visi 2020" yang telah dicanangkan, yaitu menarik 20 juta pengunjung ke Indonesia.

"Kiranya seluruh stakeholders terkait dapat merumuskan pemikiran dan terobosan baru untuk pengembangan pariwisata Indonesia, dan semakin menyadari akan kekuatan dan potensi besar pariwisata Indonesia, khususnya dalam mewujudkan mewujudkan visi bersama yaitu Visi 2020 untuk menarik 20 juta pengunjung ke Indonesia," kata Arif Yahya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, M. Arif Wibowo menyambut baik strategi "City Branding" ini dan menyampaikan bahwa hal ini juga sejalan dengan upaya dan komitmen Garuda Indonesia dalam mendukung perkembangan dunia pariwisata di Indonesia.

"Kami turut bangga dapat berperan aktif dalam upaya pengembangan dan peningkatkan potensi pariwisata Indonesia melalui strategi City Branding ini. Kami akan mendukung penuh upaya pengembangan strategi City Branding dalam rangka peningkatkan potensi pariwisata Indonesia tersebut," katanya.

Hal yang salah satunya dilakukan yakni melalui upaya peningkatkan konektivitas destinasi wisata di Indonesia.

Senada dengan itu, President & CEO PATA Indonesia Chapter, Purnomo Siswoprasetijo, menyatakan "City Branding" merupakan suatu strategi yang dilakukan negara atau daerah untuk membuat positioning yang kuat dalam target pasar mereka.

"Seperti layaknya positioning produk atau jasa sehingga negara atau daerah tersebut dapat dikenal secara luas di seluruh dunia," katanya.

Sedangkan Pendiri PT Banten West Java TDC (PT BWJ), SD Darmono, mengungkapkan bahwa pariwisata merupakan merupakan ujung tombak bagi sebuah daerah untuk menarik investor untuk masuk ke daerahnya tersebut.

"Dalam membangun sebuah kawasan, untuk menarik investor maka perlu membangun potensi wisata kawasan tersebut lebih dulu. Tahap selanjutnya, baru tawarkan investor konsep untuk membangun kawasan industri," ujar Darmono.(skd)