Jakarta (antarasulteng.com) - Mantan presiden BJ Habibie menilai sikap dan
perilaku Indonesia yang rajin mengimpor adalah salah satu sebab SDM
berkualitas Indonesia memilih bekerja di luar negeri dan enggan pulang
ke Tanah Air.
"Kalau pulang ke sini tidak ada lapangan kerjanya karena kita rajin
mengimpor produk anak bangsa lain, sedangkan anak bangsa sendiri mampu
membikin," kata Habibie usai jamuan makan malam memperingati 25 tahun
Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) di kediamannya kawasan Patra
Kuningan Jakarta, Minggu malam.
Ia menyebutkan jika tetap di Indonesia, SDM berkualitas negara itu akan terus menganggur.
"Kita harus konsentrasi memanfaatkan produksi dalam negeri sebanyak
mungkin. Kalau konsisten dikerjakan maka mereka juga akan tetap di
Indonesia," katanya.
Ia menyebutkan pokoknya orang-orang dengan kemampuan lebih itu
harus bekerja karena dengan bekerja dia bisa menjadi unggul.
"Kalau nganggur bakal sudah habis kemampuan unggulnya,"
katanya.
Ia menyebutkan dia dulu membangun industri strategis yang dapat
memproduksi berbagai produk seperti kereta api kapal terbang dan
senjata, namun karena reformasi, industri strategis dibubarkan.
"Kita ramai-ramai menikamnya, membunuhnya, dibubarkan. Itu dalam
kaca mata saya kriminal, bayi perlu pembelajaran agar menjadi manusia
produktif. Kalau anak sakit dibawa ke rumah sakit untuk disehatkan,"
katanya.
Menurut dia, perusahaan yang baru didirikan sama dengan bayi yang dilahirkan, kalau mengalami kesulitan cash flow harus disehatkan.
"Industri strategis waktu itu dibubarkan, saya protesnya bukan main,
tapi tidak didengar, dalam kaca mata saya pembubaran itu kriminal tapi
saya tidak sampaikan eksplisit karena bisa timbulkan sikap emosional,"
katanya.
Menurut dia, Indonesia harus mengandalkan masa depannya pada
keunggulan SDM-nya. Untuk itu dibutuhkan biaya yang diperoleh dari
penjualan sumber daya alam yang tebarukan dan tidak terbarukan. (skd)
Impor Membuat SDM Berkualitas Tinggalkan Indonesia
Kita harus konsentrasi memanfaatkan produksi dalam negeri sebanyak mungkin. Kalau konsisten dikerjakan maka mereka juga akan tetap di Indonesia