PSP3 Kembangkan Keripik Jagung Di Desa

id kripik, jagung

Ternyata peminatnya banyak tetapi kami masih terkendala alat produksi
Palu,  (antarasulteng.com) - Program Pemuda Sarjana Penggerak Pembangunan di Perdesaan (PSP3) Kementerian Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, mengembangkan keripik jagung sebagai industri rumahan yang menjanjikan.

Jumardin, Koordinator Tim Asisten PSP3 Sulawesi Tengah Kementerian Pemuda dan Olahraga di Palu, Selasa, menjelaskan, sebagian besar peserta PSP3 yang ditempatkan di Kabupaten Parigi Moutong melirik industri rumahan sebagai alternatif pendapatan ekonomi masyarakat selain pertanian.

"Di Desa Siney, Tinombo Selatan, mereka mengembangkan kripik jagung. Peminatnya cukup banyak," katanya.

Jumardin mengatakan, usaha tersebut dirintis oleh peserta PSP3 yang ditempatkan Kementerian Pemuda dan Olahraga di desa dengan dukungan biaya dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.

"Dana awal itu dikucurkan untuk rintisan usaha sebanyak Rp5 juta per orang. Inilah yang mereka jadikan modal awal untuk merintis usaha yang cocok sesuai kondisi daerah masing-masing," katanya.

Sementara itu salah seorang peserta PSP3 di Desa Siney, Sadam Hazimi mengatakan dirinya bersama ibu-ibu rumah tangga saat ini sudah masuk tahap pengembangan usaha.

"Kami sekarang sudah memproduksi sampai dua tong (300 bungkus) keripik jagung per minggu," kata Sadam.

Masih rendahnya produksi tersebut karena masih dikerjakan secara manual bahkan masih menggunakan alat produksi pinjaman dari warga.

"Kami belum punya kompor gas, penggilingan. Kami masih pinjam dari ibu-ibu di desa ini," katanya.

Keripik jagung, kata dia, dibuat dari bahan jagung manis lalu dibelender dibuat menjadi adonan, menggunakan telur ayam dan ketan.

Setelah itu hasil adonan tersebut dibuat seperti keripik lalu digoreng.

"Kami bekerjasama dengan ibu-ibu tangga di desa," katanya.

Untuk memproduksi keripik jagung setidaknya membutuhkan lima tenaga mulai dari pengupas, penggoreng, pembungkusan sampai pada pengepakan.

Keripik jagung tersebut dijual bervariasi masing-masing Rp1.000 per 20 gram, Rp5.000 per 100 gram dan Rp10 ribu per 200 gram.

"Ternyata peminatnya banyak tetapi kami masih terkendala alat produksi," katanya.(skd)