Mengamankan Jalur Mudik "Kebun Kopi'

id jalan, kebun, kopi

Mengamankan Jalur Mudik "Kebun Kopi'

Ilustrasi (foto:ANT Susel)

Palu,  (antarasulteng.com) - Sebuah truk bermuatan berbagai jenis barang campuran terpaksa ditarik keluar kendaraan lain karena ban depan dan belakang sebelah kanan terperosok ke dalam selokan air di poros Toboli-Taweli atau lebih dikenal jalur "Kebun Kopi".

Kendaraan itu terperosok karena menghindar tabrakan dengan sebuah minibus ketika melewati salah satu tikungan tajam di jalur jalan nasional yang terbilang cukup ramai itu.

"Saya langsung banting stir ke kiri, sebab jika tidak bisa bertabrakan dengan minibus," kata Efendi, sopir truk yang mengangkut berbagai barang campuran itu.

Ia mengaku jalur "Kebun Kopi" paling rawan kecelakaan karena jalan berkelok-kelok dan banyak sekali tikungan tajam.

Jika tidak hati-hati kendaraan bisa saling trabrakan atau jatuh ke jurang.

Jalan nasional sekaligus jalur penghubung Trans Sulawesi ke Kota Palu, ibu kota provinsi selain rawan kecelakaan dan juga bencana alam tanah longsor.

Selain itu, jalur tersebut juga pada pagi dan sore hari sering diselimuti kabut dengan jarak pandang hanya dua-tiga meter.

Di saat musim hujan, badan jalannya licin dan kendaraan mudah tergelincir jika sopir tidak ektra hati-hati.

Karena itu, Efendi mengingatkan para pengendara ketika melewati jalur Toboli-Taweli (sekitar 47km) yang di sisi kiri dan kanan jalan tebing dan jurang sekitar 100 meter, sebaiknya lebih waspada.

Apalagi pada saat menjelang Lebaran, arus kendaraan yang melintas pada jalur tersebut dipastikan sangat padat dan rawan kecelakaan.

Begitu pula saat musim hujan karena sewaktu-waktu tanah dan pepohonan bisa tumbang menutupi badan jalan.

Sekarang ini ada banyak titik longsor di sepanjang jalur itu.Bahkan meski tidak ada hujan, tanah tiba-tiba longsor, sebab memang struktur tanah labil.

Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, khususnya angkutan mudik Lebaran, ia minta kepada semua instansi terkait di daerah ini untuk bersama-sama mengamankan dan mengawasi jalur mudik tersebut.

Menurut dia, perlu saling koordinasi antara dinas pekerjaan umum (PU), Dinas Perhubungan (Dishub) dan juga pihak kepolisian guna kelancaran arus mudik Lebaran menggunakan moda transportasi darat.

Karena jalurnya rawan kecelakaan dan tanah longsor, maka perlu ada petugas polisi, dishub dan juga PU yang ditugaskan mengawasi jalur "Kebun Kopi".

"Yang paling utama sekali adalah harus ada alat berat 1x24 jam siaga untuk mengantisipasi jika terjadi tanah longsor," kata dia.


300 tikungan


Kepala Dinas Perhubungan dan Informatika Sulteng,Hendro Surahmat membenarkan jalur "Kebun Kopi" terkenal rawan kecelakaan dan tanah longsor.

Badan jalan licin pada musim hujan, berkolok-kelok dan juga banyak tikungan tajam.

Jumlah tikungan tajam di jalur tersebut sekitar 300."Saya sendiri jika melewati jalur itu ekstra hati-hati," kata dia.

Melewati jalur itu, pengendara harus berkosentrasi penuh, sebab jika kita lalai, bisa tabrakan dengan kendaraan lain atau jatuh ke jurang.

Ia mengaku sudah banyak kendaraan yang jatuh ke jurang di Kawasan "kebun Kopi".

Begitu pula kendaraan yang bertabrakan cukup banyak.

Mengingat jalur tersebut cukup ramai, terutama menjelang Lebaran karena banyak warga yang akan mudik ke kampung halamannya dari dan ke Kota Palu menggunakan angkutan umum lewat jalur darat, Hendro mengimbau pengendara lebih berhati-hati.

Saat melintas jalur itu, usahakan konsentrasi penuh dan mengurangi kecepatan demi menghindari resiko kecelakaan.

Hendro juga mengatakan tetap berkoordinasi dengan semua pihak terkait seperti kepolisian dan Dinas PU.

"Kami selalu berkoordinasi demi kelancaran arus mudik lebaran," katanya.

bis cadangan


Hendro juga mengatakan untuk mengantisipasi lonjakan arus mudik Lebaran melalui jalur darat, jajaran Dishub dan Informatika Provinsi Sulteng maupun Kota Palu telah menyediakan bu cadangan.

Dishub Kota Palu, kata dia, sudah menyiapkan enam bus cadangan milik Pemkot Palu dan Pengda PSSI Sulteng untuk mengangkut penumpang yang terlantar di terminal karena tidak terlayani oleh armada milik Perusahaan otobis (PO) angkutan kota dalam provinsi dan angkutan kota antarprovinsi (AKDP/AKAP).

Bus cadangan akan disebar di dua terminal yaitu Tipo dan Mamboro. Dua terminal itu merupakan terminal untuk pemberangkatan bus AKDP/AKAP tujuan berbagai kota dalam maupun luar Provinsi Sulteng.

Namun dari dua terminal itu, paling ramai dan padat arus mudik adalah terminal Mamboro.

Terminal Mamboro khusus untuk bus AKDP tujuan Palu-Poso-Luwuk. Sementara bus AKAP antara lain tujuan Palu-Toraja-Makassar dan Palu-Gorontalo Manado.

Sedangkan terminal Tipo melayani rute AKDP Palu-Pasangkayu dan AKAP untuk rute Palu-Mamuju-dan Makassar.

Demi kelancaran dan keselamatan arus mudik Lebaran, kata Hendro semua petugas dishub di terminal diminta mengawasi bus-bus AKDP/AKAP sebelum diberangkatkan pastikan tidak mengangkut penumpang melebihi kapasitas.

Karena biasanya ada sopir "nakal" memaksakan mengangkut penumpang lebih dari tempat duduk yang tersedia.

"Kalau sampai terjadi, petugas dishub di terminal dan sopir akan di kenakan sanksi," katanya.

Dia juga mengimbau masyarakat yang akan mudik Lebaran untuk mengatur waktu mengadakan perjalanan agar lebih awal.

Jika mudik lebih awal mudah mendapatkan tiket dan penumpang belum padat sehingga bisa menikmati perjalanan dengan nyaman dan asyik. (skd)