Semakin Banyak Orang Mencari Pekerjaan Secara Online

id online

Semakin Banyak Orang Mencari Pekerjaan Secara Online

Situs LinkedIn (REUTERS)

Jakarta (antarasulteng.com) - Studi Talent Trends dari LinkedIn, situs jejaring profesional online, mengungkap bahwa profesional di Indonesia lebih banyak bergantung pada saluran online untuk mencari pekerjaan, dibandingkan dengan iklan ataupun website perusahaan.

Menurut laporan Talent Trends 2015 dari LinkedIn yang diterima ANTARA News, Kamis, lebih dari setengah (57 persen) dari profesional di Indonesia yang disurvei memanfaatkan situs pencari pekerjaan online untuk mengakses berbagai kesempatan kerja, hampir sama jumlahnya dengan yang memanfaatkan jaringan profesional online seperti LinkedIn (56 persen). 

Studi ini juga mengungkap jumlah pencari kerja di Indonesia yang meningkat pada 2015. Laporan Talent Trends 2015 dari LinkedIn menyebutkan lebih banyak profesional di Indonesia yang secara aktif mencari pekerjaan tahun ini, yaitu sebanyak 34 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya 29 persen.

Angka ini juga lebih tinggi dari angka global yang hanya sebesar 30 persen. Selain itu, data yang ada mengungkap bahwa sebanyak 83 persen profesional di Indonesia, baik kandidat aktif atau pasif, mengaku tertarik untuk mendengar tawaran dari perekrut ataupun headhunter, melampaui persentase rata-rata angka global sebesar 78 persen.
    
Laporan ini juga menunjukkan bahwa lebih banyak profesional di Indonesia (51 persen) yang memandang tingkat kompensasi sebagai faktor utama dalam mempertimbangkan tawaran kerja. Angka ini lebih tinggi dari angka tahun lalu yang hanya 44 persen. 

Angka tahun ini sama dengan Singapura dan sedikit lebih rendah dari Malaysia yang mencapai 52 persen. Konsekuensinya, semakin berkurangnya profesional yang menempatkan faktor keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan sebagai prioritas, hanya 35 persen dibandingkan angka di tahun 2014 sebanyak 40 persen.

Dibandingkan dengan negara lain, angka tahun 2015 ini lebih rendah dari profesional Malaysia sebesar 45 persen, namun lebih tinggi dibanding profesional di Singapura (32 persen) yang mengatakan hal ini sebagai faktor penting dalam memutuskan untuk menerima sebuah pekerjaan.(skd)