Ramallah (antarasulteng.com) - Pemerintah Otonomi Nasional Palestina (PNA) pada Minggu mengumumkan akan menuntut Israel di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) karena membunuh orang Palestina tanpa proses pengadilan.
Kementerian Urusan Luar Negeri PNA lewat email menyebutkan pembunuhan pemuda-pemuda Palestina di Tepi Barat Sungai Jordan adalah penghukuman mati di lapangan tanpa proses pengadilan.
Kementerian Luar Negeri, katanya, telah mempersiapkan dokumen lengkap mengenai tindakan Israel melukai dan membunuh pemuda Palestina, demikian laporan Kantor Berita Xinhua.
"Penghukuman mati di lapangan yang dilakukan oleh pasukan keamanan Israel terhadap pemuda Palestina adalah pelaksanaan kebijakan pemerintah Israel berdasarkan instruksi hasutan," kata pernyataan itu.
PNA menuduh pemerintah Israel memberi lampu hijau kepada pasukan keamanan untuk memfasilitasi proses menekan picu dan membunuh orang Palestina dengan darah dingin.
Pada Sabtu (15/8), Presiden PNA mengatakan rakyat Palestina takkan berdiam diri atas pembunuhan orang Palestina yang terjadi setiap hari di Tepi Barat, dan menetapkan Israel bertanggung-jawab atas peningkatan yang berbahaya itu.
Pada Sabtu seorang remaja Palestina yang berusia 16 tahun tewas akibat lima tembakan personel Angkatan Darat Israel di dada dan perut di sebelah selatan Kota Nablus di Tepi Barat, setelah ia menikam seorang polisi perbatasan Israel di satu penghalang jalan militer Israel di daerah tersebut.
Berita Terkait
Erdogan: melindungi Yerusalem berarti membela kemanusiaan dan perdamaian
Sabtu, 27 April 2024 2:57 Wib
Jamaika nyatakan akui kedaulatan negara Palestina
Kamis, 25 April 2024 9:38 Wib
Iran kecam tindakan keras AS terhadap pelajar dalam demo pro-Palestina
Rabu, 24 April 2024 9:04 Wib
Setiap 10 menit satu anak terbunuh di Gaza
Minggu, 21 April 2024 14:53 Wib
Kementerian: Serangan Israel tewaskan lagi 37 warga Palestina di Gaza
Minggu, 21 April 2024 12:44 Wib
Arab kecam ketidakmampuan DK PBB keluarkan resolusi untuk Palestina
Sabtu, 20 April 2024 11:49 Wib
Palestina kecam veto AS yang halangi upaya keanggotaan penuh PBB
Jumat, 19 April 2024 10:12 Wib
Pengamat Militer: Prabowo berperan di balik suksesnya bantuan ke Gaza
Rabu, 17 April 2024 6:28 Wib