Peningkatan Jalan Negara Tomata-Beteleme Segera Dikerjakan

id jalan, beteleme

Peningkatan Jalan Negara Tomata-Beteleme Segera Dikerjakan

Sejumlah sopir dan kenek truk menunggui truk yang patah as di jalan Trans Sulawesi ruas Tomata-Beteleme, Kamis (28/5) menyebabkan ratusan truk di belakang dan depan truk nahas ini harus terhenti perjalanannya. (AntaraSulteng/Rolex Malaha)

Proses tender proyek ini sudah tuntas, tinggal menunggu penetapan pemenang oleh Bapak Menteri (Menteri PU dan Perumahan Rakyat, red.) yang insya Allah keluar pekan ini
Oleh Rolex Malaha

Palu,  (antarasulteng.com) - Poros jalan nasional antara Tomata dan Beteleme, Kabupaten Morowali Utara, yang kondisinya saat ini dinilai paling buruk di antara semua ruas jalan nasional di Sulawesi Tengah, akan mulai ditingkatkan konstruksinya menjadi aspal beton, September mendatang.

"Proses tender proyek ini sudah tuntas, tinggal menunggu penetapan pemenang oleh Bapak Menteri (Menteri PU dan Perumahan Rakyat, red.) yang insya Allah keluar pekan ini," kata Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Sulawesi Tengah Iskandar Arsyad saat dihubungi di Palu, Senin.

Mengenai keluhan warga soal beratnya kerusakan badan jalan di poros Tomata-Beteleme itu, Iskandar mengemukakan bahwa pihaknya saat ini terus melakukan pemeliharaan plus.

"Alat-alat berat terus berupaya menimbun badan jalan yang lubang-lubangnya agak parah," kata Iskandar.

Akibat kerusakan tersebut, poros sepanjang 54 kilometer ini harus ditempuh selama 2 jam dengan kendaraan minibus, sedangkan truk bermuatan membutuhkan waktu sampai 4 jam.

Iskandar menjelaskan bahwa pihaknya akan mulai meningkatkan poros jalan trans-Sulawesi Poso-Kendari (Sultra) tersebut pada tahun anggaran 2015, dan akan tuntas dengan kondisi aspal mulus pada tahun 2018.

Sebenarnya, kata Iskandar, Kementerian PU dan PR sudah mengalokasikan anggaran sebesar Rp30 miliar pada tahun 2014 untuk menangani poros jalan ini. Namun, ditunda karena jumlah dananya terlalu kecil dibandingkan dengan ruas jalan yang harus ditangani serta struktur tanah yang sangat labil dan sulitnya mendapatkan material berkualitas untuk konstruksi jalan (batu-pasir-kerikil).

Dengan dana sebesar Rp30 miliar itu, kata Iskandar, hanya bisa menangani sekitar 5 kilometer, padahal badan jalan yang mendesak sekali untuk segera ditingkatkan karena kondisinya rusak parah mencapai 51 kilometer.

"Saya mengusulkan ke Jakarta agar dananya diperbesar supaya rekanan yang akan mengerjakannya nanti bisa berinvestasi untuk peralatan yang memadai serta pengangkutan material dari jarak yang jauh serta pembangunan asphal mixing plant (AMP)," katanya.

Atas usul tersebut, ujar Iskandar, Kementerian PU kemudian mengalokasikan dana sebesar Rp288 miliar pada tahun 2015 untuk menangani sepanjang 25 kilometer dengan mendahulukan bagian-bagian jalan yang dianggap sangat berat kerusakannya, antara lain poros antara Desa Kolaka dan Wawopada.

Proyek tersebut, kata dia, akan dikerjakan dalam tempo 2 tahun anggaran dan dimulai Agustus 2015. Kondisi akhirnya adalah jalan beraspal beton dengan lebar aspal 7 meter dan bahu jalan masing-masing (kiri dan kanan) 2 meter.

Sementara itu, pada tahun 2016, akan dikucurkan lagi anggaran sekitar Rp200 miliar untuk menangani 26 kilometer lagi. Anggaran 2016 tidak sebesar anggaran 2015 karena badan jalan yang akan dikerjakan tidak separah yang ditangani tahun ini.

Poros jalan Tomata-Beteleme merupakan bagian dari jalan trans-Sulawesi yang menghubungkan Kota Palu-Poso (Sulteng) dan Kendari (Sultra). Poros ini merupakan urat nadi ekonomi masyarakat Kabupaten Morowali dan Morowali Utara yang merupakan daerah penghasil karet dan kelapa sawit tersebut sehingga jalan ini ramai dilalui truk-truk bermuatan berat dan juga angkutan umum.