Palu, (antarasulteng.com) - Seluruh wilayah Sulawesi Tengah pada beberapa hari mendatang masih kemarau, kata Ifan, prakirawan cuaca Kantor Meteorologi Bandara Mutiara Palu, Jumat.
Seluruh kabupaten dan kota di Sulteng hingga 31 Agustus 2015 masih kemarau, meskipun berawan, suhueng berkisar 24-34 derajat Celsius dengan kelembaban udara 50-90 persen dan angin bertiup sekitar 14-22 km/jam.
Sejumlah petani di Sulteng mengeluh dampak kemarau yang telah berlangsung beberapa bulan ini telah menyebabkan tanaman pertanian dan perkebunan banyak yang mati.
Hubert, seorang petani di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi mengatakan hasil panen petani pada musim tanam kali ini turun sekitar 50 persen.
Rata-rata petani padi sawah di desa itu mengalami kerugian cukup besar akibat hasil panen menurun drastis sebagai pengaruh dari musim kemarau.
Sebenarnya, pasokan air dari irigasi lancar. Tetapi karena kemarau panjang dan matahari sangat panas sangat mempengarugi buah padi.
Selain padi tidak berisi, juga banyak yang kering dan mati.
Begitu pula tanaman perkebunan seperti kakao, kopi dan cengkih. Di Desa Lebantongoa, kata dia, banyak tanaman mati karena kemarau.
Padahal, kebanyakan petani sumber kehidupan keluarga selama ini dari hasil pertanian dan perkebunan.
Berita Terkait
Kemarau gelar juara ganda putra berakhir di Istora
Senin, 29 Januari 2024 7:40 Wib
Polres Banggai distribusi air bersih bagi warga terdampak kekeringan
Kamis, 23 November 2023 23:11 Wib
Pemprov Sulteng tempuh dua pendekatan minimalisasi kekeringan
Jumat, 10 November 2023 21:40 Wib
BMKG perkirakan cuaca cerah berawan dominasi sebagian ibu kota provinsi hari ini
Senin, 30 Oktober 2023 7:12 Wib
MUI ajak warga dirikan shalat Istisqa
Sabtu, 14 Oktober 2023 7:07 Wib
BMKG prakirakan cuaca cerah berawan selimuti langit kota-kota besar
Kamis, 12 Oktober 2023 6:47 Wib
Mengatasi siklus empat tahun kebakaran hutan gambut
Sabtu, 7 Oktober 2023 13:06 Wib
BMKG prediksi kemarau kering berakhir di akhir Oktober
Rabu, 4 Oktober 2023 9:59 Wib