PLN Kembali Padamkan Listrik Karena Jaringan Putus

id pln

PLN Kembali Padamkan Listrik Karena Jaringan Putus

Listrik PLN (ANTARA)

Akibat angin kencang...
Palu,  (antarasulteng.com) - Aliran listrik di dalam Kota Palu, sejak Selasa (6/10) petang, terpaksa kembali dipadamkan secara bergilir hingga waktu yang belum diketahui karena jaringan tegangan menegah putus akibat angin kencang.

"Kalau masalah tiang dan jaringan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Sulewana, Poso, yang rusak sudah berhasil diperbaiki dan pasokan daya sudah normal. Sekarang masalahnya ada pada jaringan di dalam Kota Palu," kata Manager PT PLN Area Palu, Novalince, Rabu.

Ia menjelaskan pemadaman listrik di Palu dalam dua hari ini dikarenakan jaringan listrik sistem Palapas (Palu, Donggala, Parigi Moutong dan Sigi) putus diterjang angin kencang pada Selasa (6/10).

Akibat angin kencang, kata dia, atap seng salah satu bangunan di Kota Palu kena jaringan tegangan menengah sehingga terjadi pemutusan total (black out) di sistem Palapas.

Petugas PLN, kata Novalince, sedng berusaha memperbaikinya agar suplai daya kepada para pelanggan segera berjalan normal lagi.

Akibat gangguan ini, ribuan rumah yang mengalami pemadaman listrik sejak Selasa (6/10) pukul 22.00 WITA, hingga Rabu pukul 11.00 WITA belum juga mendapat pasokan listrik.

"Kita berharap gangguan secepatnya teratasi," katanya.

Sementara dua unit pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PT Pusaka Jaya Palu Power (PJPP) belum bisa beroperasi karena mesin pembangkit itu dalam kondisi dingin.

Menurut dia, butuh waktu sekitar delapan jam untuk memanaskan mesin pembangkit yang menggunakan bahan baku batu bara tersebut.

Sistem kelistrikan Palapas selama ini mengandalkan mesin pembangkit tenaga disel (PLTD) milik PLN dan PLTU serta PLTA.

Beberapa waktu lalu, suplai daya dari PLTA Poso terhenti karena tiga tower rusak tertimpah pepohonan tumbang, tetapi sudah berhasil diperbaiki.

Novalince juga menyampaikan permohonan maaf atas pemadaman listrik kembali melanda Kota Palu karena faktor alam.

"Kami tidak bisa berbuat apa-apa karena gangguan itu disebabkan faktor alam," ujarnya.