Gubernur: Produksi Pangan Tidak Capai Target

id padi

Gubernur: Produksi Pangan Tidak Capai Target

Ilustrasi (AntaraSulteng/Rolex Malaha)

Palu,  (antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyatakan produksi pangan dan kondisi pangan sangat ini diperhatikan secara serius dikarenakan target produksi tiga jenis pangan utama tidak mencapai target.

Saat menyampaikan sambutan pada peringatan hari pangan se-dunia di Banawa Kabupaten Donggala, Rabu, gubernur mengungkap produksi padi 2015 mencapai 60 persen, jagung 40 persen dan kedelai 40 persen.

Menurut Gubernur hingg saat ini produksi Sulteng, padi baru mencapai 1,5 juta ton, jagung 1,1 juta ton, dan kedelai 500.000 ton.

Gubernur menyebutkan terdapat beberapa tantangan dalam mewujudkan kedaulatan pangan di Sulteng, yakni, alih fungsi dan fragmentasi lahan pertanian.

Selanjutnya, rusaknya infastruktur/ jaringan irigasi, mahalnya upah tenaga kerja pertanian, tingginya susut hasil (Losses), dan belum terpenuhinya kebutuhan pupuk dan benih sesuai rekomendasi spesifik lokasi.

Kondisi pangan Sulawesi Tengah saat ini, harus disikapi dan ditangani secara serius oleh semua elemen, pemerintah, masyarakat dan swasta,"Kata Gubernur Longki Djanggola di Banawa, Donggala, Rabu.

Ia menyebutkan, persoalan tersebut telah mendapat solusi dan disepakati oleh seluruh Walikota dan Bupati se- Sulteng. Olehnya Ia berharap Walikota dan Bupati dapat merealisasikan kesepakatan tersebut, demi mewujudkan kedaulatan pangan di Sulteng.

Dirinya menguraikan, dilain pihak Sulteng secara agregat menunjukan adanya peningkatan dalam aspek ketersediaan pangan.

Dimana, Sulteng Surplus beras tahun 2015 sehingga mencapai produksinya sebesar 252.144 ton.

tetapi hal itu belum menjadi garansi terhadap munculnya fenomena penduduk rawan pangan, dan belum dapat dijadikan jaminan tercapainya ketahanan pangan secara berkelanjutan hingga ketingkat rumah tangga dan individu, Sebut Gubernur.

Lanjut Gubernur, Jika produktifitas komoditas pangan dan strategi peningkatan pangan tidak dapat dilakukan, serta peningkatan sarana dan prasarana distribusi pangan belum berjalan efektif dan efisien, maka kondisi buruknya pangan akan menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup.