Palu Kekurangan Lahan Pertanian Karena Alihfungsi

id btn

Palu Kekurangan Lahan Pertanian Karena Alihfungsi

Ilustrasi--Seorang pengendara motor melintas di sekitar perumahan yang dibiayai dengan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) di Palu, Sulawesi Tengah. (ANTARA/Basri Marzuki)

Palu,  (antarasulteng.com) - Kota Palu saat ini mengalami keterbatasan lahan pertanian untuk mengembangkan komoditi potensial karena alihfungsi yang terus terjadi.

Kepala Dinas Pertanian Kota Palu Muchlis Abd Umar yang dihubungi Antara, Minggu, mengemukakan lahan pertanian di Kota Palu yang semula 20.000 hektare terus mengalami perubahan fungsi, sehingga yang tersedia saat ini sisa sekitar 7.000 hektare.

Menurut dia, lahan-lahan yang semula menjadi lahan pertanian milik masyarakat, telah berubah menjadi lokasi perumahan yang dikuasai oleh investor dalam pengembangan permukiman dan berbagai sarana ekonomi.

Desaka untuk memenuhi kebutuhan ekonomi menjadi penyebab utama terjadinya pengalihan fungsi lahan pertanian ke permukiman.

Selain itu, minimnya ketersediaan air untuk mengairi lahan pertanian turut menjadi penyebab masyarakat meninggalkan lahan pertanian dan beralih menjadi buruh tambang atau jasa lainnya.

Hal itu kemudian mempersempit upaya pemerintah dalam pengembangan pertanian yang berujung pada ketersediaan sandang dan pangan.

"Berkurangnya lahan pertanian membuat pemerintah agak sulit dalam mengembangkan komoditi penting dan potensial untuk memenuhi kebutuhan sandang dan pangan warga kota," ujar Muchlis.

Pihaknya terus berupaya agar seluruh petani mampu melakukan panen tiga kali dalam setahun, untuk menyamaratakan produksi di saat lahan masih stabil.

Namun hal itu sulit untuk dilakukan sebab keterbatasan sumber daya manusia petani dan tenaga penyuluh pertanian.

Dewasa ini, kata Muchlis, pihaknya hanya dapat mengembangkan pangan jenis bawang dan anggur sebagai komoditi unggulan.

Sementara itu data BPS Kota Palu mencatat, luas panen padi sawah pada 2014 mencapai 508 hektare, turun dibandung tahun sebelumnya 540 ha, dengan produksi padi 2014 2.942 ton, atau turun sekitar delapan persen dibanding 2013 yang mencapai sekitar 2.800 ton.

Luas panen jagung pada 2014 mengalami kenaikan 159,15 persen, yaitu dari 404 ha pada 2013 menjadi 1.047 ha pada 2014 dengan kenaikan produksi dari 1.703 ton menjadi 4.679 ton pada 2014.