PDAM Palu Kewalahan Penuhi Kebutuhan Air Masyarakat

id pdam

PDAM Palu Kewalahan Penuhi Kebutuhan Air Masyarakat

PDAM (Foto Antara)

Ketersediaan air bersih di Kota Palu tidak berbanding lurus dengan jumlah penduduk yang ada
Palu,  (antarasulteng.com) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Palu masih kewalahan dalam menyediakan kebutuhan air bersih masyarakat didaerah setempat dikarenakan tidak berbanding lurusnya peningkatan jumlah penduduk dengan ketersediaan sarana penunjang ketersediaan air.

"Ketersediaan air bersih di Kota Palu tidak berbanding lurus dengan jumlah penduduk yang ada," Ungkap Direktur PDAM Kota Palu Isran Umar, Senin.

Isran mengatakan pertumbuhan penduduk Kota Palu jauh lebih cepat meningkat, ketimbang penyediaan sarana untuk pembangunan kebutuhan air mineral.

Perbandingan itu, urai dia, jumlah penduduk Kota Palu hampir mencapai 400 Ribu Jiwa, sementara ketersediaan air saat ini kurang lebih 50 Liter Per detik.

Lima puluh liter air perdetik, hanya mampu menyuplai kebutuhan air kurang lebih enam ribu sambungan rumah, atau sekitar 4 persen.

Lima Puluh Liter tersebut papar dia, terdiri dari produksi air dari Sungai Pondo (Poboya) sebanyak 30 Liter, Sungai Vatutela 10 Liter dan Sungai Kawatuna 10 Liter.

Dia mengatakan jika diperhadapkan dengan Millenium Development Goals (MDGs), maka terdapat selisih kurang sekitar 76 persen.

"Ketersediaan air mineral oleh suatu kota, harus melayani maksimal 100 persen atau 80 persen, dari jumlah penduduk yang ada. Ini berdasarkan MDGs," Urainya.

Selain lambatnya penanganan untuk kebutuhan air mineral, dirinya juga menyebut factor alam turut menmpengaruhi terjadinya hal itu.

Dimana, sebut dia, sungai Vatutela yang terletak di Kecamatan Mantikulore, saat ini tidak dapat difungsikan untuk menambah daya debit air karena potensi sungai itu telah menurun disebabkan kekeringan melanda.

Sebelumnya, Kata dia, sungai tersebut dapat menghasilkan air bersih kurang lebih 15 Liter per detik.

"Kita tidak bisah berharap pada sungai Vatutela, karena sungai itu sudah mulai kering. Air dari sungai itu yang sebelumnya sebanyak 15 liter per detik, kini menurun menjadi 10 liter per detik," katanya.

Berkurangnya daya debit air pada sungai itu, lanjut dia, membuat pihaknya harus membagi waktu penyaluran air, dari sungai itu ke perumahan dosen di Kelurahan Tondo.

Dia menjelaskan langkah tersebut untuk memenuhi kebutuhan air oleh masyarakat Khususnya dikompleks Perdos dan Bumi Rowiga. Dimana, jumlah Sambungan Rumah (SR) yang membutuhkan air kurang lebih 500 SR dari sungai itu.

Dia menambahkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan air bersih, maka sedianya ketersediaan harus mencapai kurang lebih 500 Liter Per detik.