Manado, (antarasulteng.com) - Bank Mandiri Area Manado menyerahkan dana corporate social responsibility (CSR) tempat ibadah sebagai bentuk kepedulian terhadap kehidupan beragama di sekitar lingkungan kerja bank.
"Kali ini kami memberikan bantuan dana pembangunan Masjid Agung Awal Fathul Mubien di Kota Manado, Provinsi Sulawesi Utara (Sulut)," kata Kepala Cabang Bank Mandiri Are Manado Hotman Nainggolan di Manado, Kamis.
Hotman mengatakan bantuan dana ini merupakan wujud kepedulian Bank Mandiri dengan lembaga keagamaan dimana Bank Mandiri hadir sebagai bank terbaik di Indonesia saat ini.
Dia mengatakan bantuan dana yang diberikan untuk pembangunan Masjid Agung Awal Fathul Mubien Kota Manado sebesar Rp750 juta.
"Saya berharap bantuan dana CSR atau bina lingkungan ini mampu memberikan manfaat kepada masyarakat, sehingga kehadiran Bank Mandiri dapat dirasakan semua lapisan masyarakat," jelasnya.
Lewat program bina lingkungan
kehadiran bank ini harus mempunyai arti dan manfaat bagi masyarakat sekitar.
CSR Bank Mandiri ditujukan pada tiga hal dalam perbaikan lingkungan yakni kehidupan keberagamaan, kepedualian kepada kesehatan masyarakat dan dunia pendidikan lewat pemberian beasiswa dan pelatihan ke mahasiswa untuk berwirausaha.
"Hal ini juga untuk pemberdayaan masyarakat dimana beraktivitasnya Bank Mandiri," jelasnya.
Dia mengatakan selain Masjid juga diberikan untuk gereja, klenteng dan tempat ibadah lainnya.
Ketua Panitia Pembangunan Masjid haji Amzah Rajab mengatakan pihaknya sangat bersyukur karena Bank Mandiri terus memberikan perhatian kepada umat dengan membantu pembangunan tempat ibadah.
"Kami merasa bangga atas perhatian dari Bank Mandiri dalam pembangunan Masjid pertama di Kota Manado yang membutuhkan dana sebesar Rp15 miliar," jelasnya.
Dia mengatakan Masjid ini merupakan yang pertama di Kota Manado dan menjadi milik pemerintah kota, dan peletakkan batu pertama rencananya pada tanggal (28/11) dan akan dilakukan langsing oleh Ibu Megawati Soekarno Putri.
Dia mengatakan Kota Manado merupakan kota yang terkenal dengan kearifan lokal dan menjadi barometer kerukunan umat percaya di Indonesia.
