'Kampung Digital Nelayan' Pertama Indonesia Diluncurkan di Donggala

id telkom

'Kampung Digital Nelayan' Pertama Indonesia Diluncurkan di Donggala

Seorang nelayan Donggala menandatangani papan nama 'Kampung Digital Nelayan' usai acara peluncuran program ini di atas dermaga Pelabuhan Perikanan Donggala, Sulteng, Selasa (29/3) (Antarasulteng.com/Rolex Malaha)

Hasanuddin Atjo: Kampung digital akan mengedukasi nelayan untuk berproduksi dan berbisnis secara profesional.
Donggala (antarasulteng.com) - General Manager PT. Telkom Indonesia, Tbk Wilayah Sulawesi Tengah Marnoto dan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan setempat Hasanuddin Atjo meluncurkan pengoperasian 'Kampung Digital Nelayan' pertama di Indonesia di Pelabuhan Perikanan Donggala, sekitar 35 kilometer utara Kota Palu, Selasa.

Peresmian tersebut ditandai dengan penandatanganan papan nama 'Kampung Digital Nelayan' Pelabuhan Perikanan Donggala oleh para pejabat yang hadir serta sejumlah perwakilan nelayan yang sehari-hari beroperasi di pelabuhan perikanan terlengkap dan termoderen di Sulteng itu.

General Manager PT. Telkom Indonesia, Tbk Wilayah Sulteng Marnoto juga menyerahkan satu unit komputer yang akan digunakan oleh pengelola pelabuhan untuk mengedukasi para nelayan dalam menggunakan perangkat dan sistem teknologi informasi yang tersedia bagi nelayan.

Marnoto mengemukakan bahwa pengembangan kampung digital nelayan di Pelabuhan Perikanan Donggala ini merupakan salah satu bentuk kontribusi PT. Telkom dalam memberikan layanan dan solusi terkait pengembangan produksi dan bisnis para nelayan serta pelaku usaha di sektor perikanan tangkap.

Donggala dipilih sebagai lokasi kampung digital nelayan pertama di Indonesia karena telah memiliki jaringan kabel serat optik, bahkan menjadi kabupaten pertama di Sulteng setelah Kota Palu yang digelar jaringan serat optik oleh PT. Telkom.

Di lokasi pelabuhan ini, kata Marnoto, pihaknya telah membangun perangkat telekomunikasi dan informasi yang akan meningkatkan kecepatan layanan internet serta menyediakan sistem monitoring kapal-kapal nelayan yang disebut Automatic Identification System (AIS).

AIS ini, katanya, memiliki fungsi yang strategis bagi nelayan baik dalam bidang produksi maupun bisnis.

Di bidang produksi, dengan teknologi AIS, operasional kapal-kapal yang sedang menangkap ikan, khususnya kapal-kapal ukuran menengah dan kecil, bisa dipantau setiap saat, berapa jumlah ikan yang sudah ditangkap, apa jenisnya dan kapan kapal itu merapat di pelabuhan.

"Dengan cara ini, pemilik kapal sudah bisa menawarkan kepada pembeli hasil produksinya saat masih melaut, sehingga sebelum kapal merapat di dermaga, hasil produksi sudah ditetapkan pembelinya," ujarnya dan menambahkan bahwa hal ini akan mempercepat distribusi ikan saat tiba di dermaga sehingga kualitasnya akan lebih terjamin.

Sedangkan di bidang bisnis, teknologi AIS menyediakan fasilitas kepada para nelayan untuk menjual ikannya lewat jejaring internet, sehingga pembelinya tidak hanya pasar lokal dan provinsi, tetapi juga dari berbagai provinsi bahkan berbagai negara karena informasi produk, kualitas dan waktu distribusinya sudah tersedia secara terbuka di internet.

"Ini tentu akan memperluas pasar bagi para nelayan," ujar Marnoto.

Ia juga menyebutkan bahwa untuk tahap pertama ini, Telkom menyediakan infrastruktur telekomunikasi berkecepatan 10 mbps di pelabuhan perikanan Donggala, namun bisa ditingkatkan hingga 100 mbps bila penggunanya cukup tinggi.

Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng Hasanuddin Atjo menyampaikan apresiasi kepada PT. Telkom Indonesia yang memiliki komitmen tinggi dalam memberdayakan nelayan dan meningkatkan kesejahteraan mereka.

"Kampung digital nelayan ini akan mengedukasi nelayan untuk berproduksi dan berbisnis secara profesional, sehingga daya saing nelayan akan lebih tinggi," ujarnya.

Ia berharap dalam beberapa bulan ke depan, PT.Telkom akan membangun kampung digital yang sama pada tiga pelabuhan perikanan lainnya yang dikelola Dinas KP Sulteng yakni di Ogotua, Kabupaten Toltoli, Pagimana (Kabupaten Banggai) dan Paranggi, Kabupaten Parigi Moutong.

Salah seorang Ketua UKM nelayan Donggala, H. Effendy menyambut gembira program digitalisasi informasi dan komunikasi di PPI Donggala karena sudah jelas akan meningkatkan pendapatan para nelayan.

"Dengan program kampung digital ini, penjualan ikan bisa lebih luas dan terbuka karena dilakukan lewat internet. Petapan harga ikan juga akan terbuka, sehingga nelayan tidak bisa dipermainkan lagi oleh para pengumpul dan penampung," ujarnya.

Ia berharap agar PT. Telkom dan pengelola pelabuhan perikanan Donggala membantu melatih para nelayan dalam teknis menggunakan sarana telekomunikasi yang diperlukan dala sistem digitalisasi (AIS) ini karena kebanyakan nelayan di Donggala masih gagap teknologi informasi.