Sulteng Peringkat Ke-29 UKG Se Indonesia

id ukg

Sulteng Peringkat Ke-29 UKG Se Indonesia

Ujian Komptensi Guru (ist)

Palu,  (antarasulteng.com) - Provinsi Sulawesi Tengah menduduki peringkat ke 29 dari 34 provinsi se Indonesia hasil Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2015.

Angka yang dirilis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk Neraca Pendidikan Daerah (NPD) tahun 2015, untuk memberikan gambaran mutakhir tentang kondisi pendidikan pada satu daerah.

Sulteng berada di peringkat 29 se Indonesia dengan 50,13 poin, satu tingkat di bawah Sulawesi Barat 50,15 poin dan di atas Papua Barat 49,13 poin.

Mantan Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sulteng, Abdul Halim Muharram saat dikonfirmasi dari Palu, Kamis, membenarkan bahwa peringkat tersebut merupakan hasil UKG Sulteng 2015.

"Pada dasarnya itu merupakan nilai rata-rata atau penggabungan. Jika dilihat substansinya, sebagian besar guru di Sulteng lebih banyak tidak mengetahui dari pada mengetahui tentang substansi pendidikan yang akan di ujikan," ungkapnya.

Menurut dia, kondisi tersebut memang dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain budaya, kondisi geografis daerah, politik dan ekonomi. Sehingga mungkin, kesadaran akan memahami bahwa kondisi pendidikan lebih utama dari hal yang lainnya.

Ia mencontohkan kualitas pendidikan di Sulteng seharusnya dapat ditingkatkan lagi, karena saat ini mereka yang berkeinginan untuk memajukan kualitas pendidikan di Sulteng untuk lebih baik, jauh lebih sedikit jika dibandingkan mereka yang hanya melaksanakan sebatas tugas dan profesinya saja.

Lebih lanjut kata dia, jika daerah ingin merubah kondisi tersebut, seharusnya seluruh pengambil kebijakan bekerja secara kolektif dan sistematis untuk memulai meletakan satu dasar yang akan dikerjakan secara bersama-sama.

"Harus ada sebuah komitmen yang dilahirkan pengambil kebijakan tertinggi, kemudian itu diterjemahkan dan berdasarkan potensi yang kita miliki. Kita mengarahkan semua kekuatan di sana, sehingga walaupun tidak banyak yang dihasilkan tetapi dapat terukur," ujarnya.

Menurut Halim, yang menjadi pemikiran dia, waktu memimpin LPMP Sulteng yakni tiga indicator yang menjadi ukuran mutu pendidikan. Ketiga spectrum itu yakni guru, kepala sekolah dan pengawas.

"Kalau itu duduk bersamaan, pasti banyak biaya dan waktu yang dibutuhkan. Tetapi, seharusnya kita menyepakati yang mana lebih dominan untuk di dahulukan. Ketika disepakati salah satunya, misalnya guru, maka disitu kita mulai titik awal untuk memperbaiki," tutup Halim.