Kadis Dikbud: Guru Tidak Siap Ikut UKG

id ukg

Kadis Dikbud: Guru Tidak Siap Ikut UKG

Ilusrasi (antaranews)

...dilihat substansinya, sebagian besar guru di Sulteng lebih banyak tidak mengetahui dari pada mengetahui tentang substansi pendidikan yang akan di ujikan
Palu,  (antarasulteng.com) - Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Provinsi Sulawesi Tengah, Ardiyansah Lamasitudju mengatakan kondisi keterpurukan peringkat UKG Sulteng 2015 di rangking ke 29, disebabkan sejumlah faktor yakni tidak siapnya guru secara maksimal saat mengikuti ujian.

Kemudian, jumlah guru yang paling banyak di Sulteng adalah guru Sekolah Dasar, yang saat ini sementara dikuliahkan dan menjadi beban berat daerah saat ini.

"Masih banyak guru SD yang belum berkualifikasi S1, tentunya dengan persoalan akademik ini sangat mempengaruhi kompetensi guru," ungkapnya di Palu, Kamis.

Selanjutnya kata dia, kepedulian akan mutu menjadi urutan kesekian bagi teman-teman guru, sehingga masih kurangnya guru dalam memelihara profesionalisme. Selain itu, masih lemahnya minat baca bagi guru di Sulteng dan kemampuan akan mengakses dan menggunakan teknologi masih kurang.

"Mereka lebih banyak membaca bukut paket, tapi yang dibutuhkan adalah membaca buku kompetensi guru," ujarnya.

Sehingga sejumlah faktor tersebut yang menyebabkan masih rendahnya hasil uji kompetensi. Tetapi kata dia, ini perlu disyukuri karena ini merupakan tugas dari LPMP. Sehingga ini merupakan cambuk bagi mereka untuk meningkatkan kualitas guru di daerah ini, karena Dikbud hanya sebatas pemakai saja.

Sebelumnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan merilis Neraca Pendidikan Daerah (NPD) tahun 2015, untuk memberikan gambaran mutakhir tentang kondisi pendidikan pada satu daerah. Sulteng berada di peringkat 29 se Indonesia dengan 50,13 poin, satu tingkat di bawah Sulawesi Barat 50,15 poin dan di atas Papua Barat 49,13 poin.

Mantan Kepala Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Sulteng, Abdul Halim Muharram membenarkan bahwa peringkat tersebut merupakan hasil UKG Sulteng di 2015.

"Pada dasarnya itu merupakan nilai rata-rata atau pengabungan. Jika dilihat substansinya, sebagian besar guru di Sulteng lebih banyak tidak mengetahui dari pada mengetahui tentang substansi pendidikan yang akan di ujikan," ungkapnya.

Menurut dia, kondisi tersebut memang dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain budaya, kondisi geofrafis daerah, politik dan ekonomi. Sehingga mungkin, kesadaran akan memahami bahwa kondisi pendidikan lebih utama dari hal yang lainnya.