Bulog Sulteng Tetap Gencar Beli Beras Petani

id bulog

Bulog Sulteng Tetap Gencar Beli Beras Petani

Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Sulteng Juharnon L (Foto antara/anas massa)

Meski hanya bisa membeli dalam jumlah kecil yang penting pengadaan jalan terus
Palu,  (antarasulteng.com) - Perum Bulog Sulawesi Tengah tetap gencar melakukan pembelian beras petani meski harga di tingkat produsen di berbagai sentra produksi di daerah itu masih relatif tinggi.

"Meski hanya bisa membeli dalam jumlah kecil yang penting pengadaan jalan terus," kata Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Sulteng Juharnon L. di Palu, Kamis.

Ia mengatakan hingga kini, Bulog Sulteng baru berhasil membeli beras petani 1.674 ton dari target yang ditetapkan 42.000 ton selama musim panen (MP) 2016.

Sebagian besar beras yang diserap Bulog Sulteng terhitung pada 25 Mei 2016 hasil pengadaan dari Sub Divisi Regional (Divre) Poso mencapai 834 ton.

Sub Divre Poso juga menjangkau tiga kabupaten lain, yaitu Morowali, Tojo Una-Una, dan Morowali Utara.

Sekarang ini, kata Juharnon, sedang berlangsung panen raya di Kabupaten Morowali.

Produksi petani di daerah setempat selama ini masuk ke Bulog Kabupaten Poso.

Menyusul pengadaan beras terbesar kedua sementara ini adalah Sub Divre Bulog Luwuk di Kabupaten Banggai sekitar 399 ton. Kabupaten Banggai selama ini merupakan sentra produksi beras terbesar di Sulteng, selain Kabupaten Parigi Moutong dan Donggala.

Sebelum Kabupaten Donggala dimekarkan menjadi dua kabupaten, yaitu Donggala dan Parigi Moutong, daerah setmepat memang merupakan sentra beras terbesar.

Namun, setelah pemekaran daerah, kini lumbung beras terbesar di Provinsi Sulteng adalah Kabupaten Banggai.

Pengadaan beras ketiga terbesar sementara ini Palu yang meliputi Kabupaten Donggala dan Parigi Moutong 327 ton dan Kabupaten Tolitoli 114 ton.

Juharnon yang baru sebulan ini menjabat Kepala Bidang Pelayanan Publik Perum Bulog Sulteng menggantikan Abdul Gani B Karnae yang mendapat promosi sebagai Kepala Sub Divre Luwuk, Kabupaten Banggai itu, mengatakan meski tingkat penyerapan masih seret, perusahaan di bawah BUMN tersebut tetap berusaha keras membeli beras produksi petani.

"Kita tetap berupaya, meski target pengadaan beras sebanyak 42.000 ton itu cukup berat untuk bisa dicapai dalam kondisi harga beras di tingkat petani di atas harga pembelian pemerintah (HPP)," katanya.

HPP beras ditetapkan pemerintah Rp7.300/kg, sedangkan harga beras di tingkat produsen saat ini masih berkisar Rp8.200/kg.