Pemkot Palu Tingkatkan Perlindungan Perempuan

id hidayat

Pemkot Palu Tingkatkan Perlindungan Perempuan

Drs. Hidayat, MSi (ist)

Pemkot Palu tentu memberikan perhatian kepada kaum hawa dengan memberikan sejumlah ruang untuk meningkatkan keterampilan, serta meningkatkan sumber daya manusianya untuk dapat bersaing
Palu,  (antarasulteng.com) - Wali Kota Palu Hidayat mengatakan bahwa pemkot terus berkomitmen untuk melindungi kaum perempuan dan memberikan ruang untuk berekspresi dan berkreatifitas.

"Kaum hawa tidak boleh dipandang sebagai kaum yang lemah yang tidak dapat berbuat untuk pembangunan daerah," katanya di Palu, Kamis, menanggapi upaya pemkot memberikan perlindungan terhadap perempuan.

Menurut Hidayat, perempuan harus diberi ruang yang makin luas untuk memberikan ide dan gagasan serta tindakan dalam pembangun kota.

Perempuan tidak boleh hanya menjadi pembantu dari para pria melainkan harus menjadi corong pembangunan daerah dengan memperlihatkan kerja-kerja cerdas dalam partisipasinya," ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kaum hawa tidak boleh ditindas, diperalat dan dianiaya oleh kaum pria hanya karena latarbelakang ekonomi.

Olehnya, sebut dia, Pemkot Palu berupaya mengurangi tingkat kekerasan terhadap perempuan dengan memberikan ruang kepada perempuan untuk berekspresi, berkreatifitas lewat program Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Palu.

Lewat BPPKB, perempuan di Kota Palu diberikan pelatihan untuk membuat kerajinan tangan dari suatu barang yang tidak bernilai ekonomis menjadi ekonomis.

"Pemkot Palu tentu memberikan perhatian kepada kaum hawa dengan memberikan sejumlah ruang untuk meningkatkan keterampilan, serta meningkatkan sumber daya manusianya untuk dapat bersaing," urainya.

Terkait hal itu, Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Palu, Irmayanti Pettalolo menyatakan tahun 2009 terjadi 137 kasus kekerasan terhadap perempuan, tahun 2010 sebanyak 125 kasus, dan tahun 2011 sebanyak 126 kasus.

Tidak berhenti disitu, kata dia, ditahun 2012 terjadi 197 kasus, tahun 2013 sebanyak 212 kasus, 2014 sebanyak 182 kasus, tahun 2015 terjadi 132 kasus kekerasan hingga bulan November.

Meski tidak meningkat, namun kondisi tersebut memberikan gambaran bahwa kekerasan terhadap perempuan di kota ini belum berhenti dan harus mendapat perhatian semua pihak.