Anggota Santoso Menyerah Karena Tidak Lagi Sepaham

id santoso, teroris

Anggota Santoso Menyerah Karena Tidak Lagi Sepaham

Nasir Abas sebagai pembicara dalam dialog menangkal deradikalisasi mengatasnamakan agama yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Palu, Rabu (22/6) malam. (fb)

Mereka turun gunung dan tidak kuat karena tidak lagi sepaham
Palu,  (antarasulteng.om) - Pengamat terorisme yang juga mantan anggota kelompok yang menamakan diri Jamaah Islamiyah, Nasir Abas mengatakan bahwa anak buah kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Santoso yang menyerahkan diri karena tidak lagi sepaham.

"Mereka turun gunung dan tidak kuat karena tidak lagi sepaham. Tapi ada yang makin lama di hutan semakin betah, sampai berpikiran lebih baik mati di hutan yang mereka sebut syahid," katanya saat dialog menangkal deradikalisasi mengatasnamakan agama yang digelar Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Palu, Rabu (22/6) malam.

Menurut dia, dipilihnya Santoso sebagai tempat bergabung, karena Santoso lah yang bisa dijadikan alasan untuk mendapatkan sesuatu, yang mereka bisa jadikan sebagai amal atau jihad.

Nasir juga menyerukan kepada seluruh kelompok sipil bersenjata, termasuk pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Santoso alias Abu Wardah untuk menyerahkan diri kepada aparat kepolisian.

Cukuplah Santoso, turunlah, menyerahkan dirilah lebih baik, kasihan sama keluarga. Untuk tujuan apa lagi. Indonesia tidak memusuhi atau memerangi umat Islam. Indonesia menghargai dan memberikan banyak kemudahan kepada Islam," serunya.

Dia merasa terpanggil untuk memberikan seruan tersebut, mengingat secara garis perjuangan, Santoso termasuk anak buahnya ketika masih aktif di JI. Segala pengetahuan Santoso dan kelompokny saat ini, juga merupakan bagian dari binaan JI.

Dia mengaku, pasca ditangkap tahun 2003 silam, dirinya tidak mau lagi aktif dalam gerakan-gerakan radikal, apalagi membunuh masyarakat sipil yang tak berdosa. Saat ini, dia aktif memberikan pemahaman tentang gerakan yang salah tersebut.

Namun dia mengakui, apa yang dia lakukan saat ini penuh dengan risiko, masih ada yang tidak suka dengannya.

"Tetapi niat saya baik, ingin agar mereka semua berhenti, urungkan niat, simpan bahwa sudah tidak kondusif lagi untuk melakukan aksi seperti itu. Saya tidak pernah mau berbangga dengan apa yang sudah saya lakukan sekarang ini, bagi saya kalaupun ada yang berubah, tapi dari diri mereka sendiri, bukan karena saya," tutup Abas.

Berdasarkan data yang dikutip dari Polda Sulteng, selama pelaksanaan Operasi Tinombala 2016, sejumlah anak buah santoso telah menyerahkan diri atau pun ditangkap saat mereka turun dari tempat persembunyianya.

12 Februari 2016, salah seorang daftar pencarian orang (DPO) atas nama Jaelani ditangkap disekitar jalan trans napu menuju Poso.

21 Maret 2016 penangkapan DPO di desa Wuasa atas nama Musa Al Qosan alias Saad alias Syamsul Hadi.

15 April 2016, penagkapan dua DPO di dusun Kampung Baru desa Padanglembara kecamatan Posos Pesisir atas nama Ibad alias Amru dan Muh Sonhaji alias Faqih.

22 April 2016, satu orang DPO menyerahkan diri di Tamanjeka Kecamatan Poso Pesisir Utara atas nama Irfan Maulana alias Akil.

16 Juni 2016, satu orang DPO ditangkap di Tamanjeka Kecamatan Poso Pesisir Utara atas nama Samil alias Nunung.