Dinkes: Sulteng Bebas Vaksin Palsu

id vaksin

Dinkes: Sulteng Bebas Vaksin Palsu

Vaksin asli dan palsu yang harus diketahui masyarakat (Foto: Antara News) (antaranews)

Setelah kami bersama Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) setempat melakukan sweeping ke sejumlah apotik dan klinik kesehatan, beberapa hari lalu, tidak ada vaksin palsu yang ditemukan
Palu,  (antarasulteng.com) - Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah menyatakan sampai saat ini pihaknya tidak menemukan adanya peredaran vaksin palsu di wilayah kerjanya.

"Setelah kami bersama Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) setempat melakukan sweeping ke sejumlah apotik dan klinik kesehatan, beberapa hari lalu, tidak ada vaksin palsu yang ditemukan," kata Kepala Dinkes Sulteng, dr. Anshayari Arsyad di Palu, Kamis.

Pihaknya sendiri tidak mengkhawatirkan peredaran vaksin tersebut pada instansi kesehatan milik pemerintah sebab sudah memiliki prosedur yang tetap.

"Yang dikhawatirkan adalah swasta," katanya.

Meski demikian, dia tetap mengimbau kepada Dinkes maupun rumah sakit di kabupaten/kota agar tidak lengah.

"Mungkin sekarang belum, tapi bisa saja ada yang memanfaatkan kesempatan," ujarnya.

Di bagian lain, Dinkes Kabupaten Poso juga memastikan tidak ada vaksin palsu yang beredar di wilayahnya, baik di rumah sakit atau Puskesmas. Seluruh jenis vaksin yang digunakan selama ini, diadakan langsung oleh Kementerian Kesehatan melalui perusahaan Indo Farma.

Kepala Dinkes Poso dr Jani Moula mengatakan sejak ditemukannya peredaran vaksin palsu, pihaknya bersama unsur terkait langsung menggelar pertemuan dan membuat surat edaran kepada seluruh rumah sakit dan Puskesmas serta klinik dan apotik swasta yang rawan menjadi tempat peredaran vaksin palsu.

Menurut dia, vaksin yang digunakan selama ini, seperti BCG, Polio dan Hepatitis terlebih dulu melalui karantina, sebelum disimpan di kulkas pendingin dan secara rutin diperiksa.

Meskipun belum ditemukan, namun setidaknya sebelum membeli perlu ada pemeriksaan dan pengecekan botol serta warna cairannya," imbaunya.

Senada dengan itu, Kepala Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Dinkes Sigi, dr Redison menyatakan, kecil kemungkinan vaksin palsu beredar di Kabupaten Sigi.

"Kami di dinas bertugas menjaga vaksin yang didrop dari provinsi dengan cara memperhatikan masa kadaluarsa sebelum diserahkan ke Puskesmas, selain itu menjaga keadaan vaksin agar tetap utuh pada suhu 2 hingga 8 derajat celsius," kata Redison.

Berdasarkan keterangan Badan POM RI, vaksin palsu telah beredar sejak 2008. Aparat kepolisian sendiri telah menangkap beberapa orang yang terlibat dalam sindikat peredaran vaksin palsu tersebut.