Kebakaran Besar Landa Kolonodale, 15 Rumah Rusak

id kolonodale

Kebakaran Besar Landa Kolonodale, 15 Rumah Rusak

Warga berupaya memadamkan api dalam kebakaran di Kolonodale, Minggu (17/7) (Antarasulteng.com/Ilham)

Sebelumnya kebakaran besar juga melanda kota ini pada Agustus 2014 dimana sembilan rumah penduduk dan toko musnah dilalap api.
Palu (antarasulteng.com) - Kebakaran yang cukup besar melanda Kota Kolonodale, ibu kota Kabupaten Morowali Utara, pada Minggu petang.

Sedikitnya 10 rumah warga di kompleks padat penduduk di Jalan Pelita, Kota Kolonodale, musnah dilalap api dan 5 rumah lainnya dibongkar paksa untuk memutus kobakaran api ke rumah-rumah lainnya.

Tidak ada korban yang luka atau meninggal dunia dalam musibah ini, serta tidak ada pengungsian karena warga yang rumahnya hangus dan yang terpaksa dibongkar untuk memutus kobaran api, bisa ditampung di rumah-rumah keluarga sekitar lokai musibah.

Seorang saksi mata yang tinggal di sekitar lokasi kejadian, Jamaluddin Sudding, mengemukakan api berkobar mulai sekitar pukul 17.00 WITA dan baru dapat dijinakkan sekitar pukul 20.00 WITA.

"Saya dan Wakil Ketua DPRD sampai saat ini masih ada di lokasi kejadian. Api sudah padam total setelah kota ini diguyur hujan deras. Sekarang sementara hujan keras," kata Jamaluddin yang juga Kepala Dinas Dukcapil Kabupaten Morowlai Utara yang dihubungi melalui telepon genggamnya di Kolonodale, Minggu malam sekitar pukul 22.00 WITA.

Menurut dia, api berkobar cukup hebat karena rumah-rumah di lokasi kejadian terbuat dari kayu dan berdempetan satu dengan yang lain.

"Kami terpaksa mengerahkan alat berat berupa sebuah excavator dan sebuah loader untuk merobohkan beberapa rumah agar api tidak terus merambat ke rumah lainnya. Makanya jumlah rumah yang rusak dalam musibah ini mencapai sekitar 15 buah," ujarnya.

Upaya memadamkan api melibatkan sebuah mobil pemadam kebakaran serta sejumlah mobil tangki dari beberapa perusahaan di sekitar Kota Kolonodale.

Belum diketahui persis sebab-sebab kebakaran, namun disebutkan bahwa api berasal dari sebuah rumah kos milik Rasik yang dihuni Dedi.

Bupati Morowali Utara Aptripel Tumimomor segera turun ke lokasi kejadian dan menyatakan akan menambah mobil pemadam kebakaran sebanyak dua buah dan akan membuat hidran di lokasi-lokasi permukiman padat penduduk dan rawan bencana kebakaran untuk memudahkan pemadaman bila terjadi musibah.

Pemkab Morowali telah menyalurkan sejumlah tenda untuk mengamankan barang-barang milik korban serta membagikan makanan siap saji kepada para korban.

"Tidak ada tenda pengungsian karena semua korban bisa tertampung di rumah-rumah keluarga di sekitar lokasi kejadian. Adapun tenda yang diberikan oleh pemkab hanya untuk mengamankan barang-barang milik korban yang masih bisa diselamatkan," ujar Jamaluddin.

Soal bantuan pembangunan kembali rumah penduduk yang terbakar dan sengaja dirusak untuk memutus kobaran api, Jamaluddin mengaku belum ada keputusan dari bupati.

"Kemungkinan besok baru masalah ini dibahas," ujarnya.

Sebelumnya kebakaran besar juga melanda kota ini pada Agustus 2014 dimana sembilan rumah penduduk dan toko musnah dilalap api.