DPRD Palu Minta Pemkot Atasi Kelangkaan Elpiji

id DPRD Palu, elpiji

DPRD Palu Minta Pemkot Atasi Kelangkaan Elpiji

Masyarakat kesulitan mendapatkan elpiji

"Sudah beberapa pekan ini masyarakat sulit mendapatkan elpiji di pangkalan ataupun pengejer, Pemerintah Kota Palu harus mencari tau masalah ini dan segera mengatasinya," ungkap Eki sapaan akrab M. Iqbal Andi Magga.
Palu,  (antarasulteng.com) - Ketua DPRD Kota Palu, Sulawesi Tengah, M. Iqbal Andi Magga meminta pemerintah setempat untuk ikut aktif membantu mengatasi kelangkaan elpiji bersubsidi di kota tersebut.

"Sudah beberapa pekan ini masyarakat sulit mendapatkan elpiji di pangkalan ataupun pengejer, Pemerintah Kota Palu harus mencari tau masalah ini dan segera mengatasinya," ungkap Eki sapaan akrab M. Iqbal Andi Magga, di Palu, Selasa.

Politisi partai Golongan Karya itu mengaku bahwa stok elpiji tiga kilo gram sulit ditemui masyarakat di pedagang eceran dan beberapa pangkalan elpiji yang di suplai oleh PT. Pertamina.

Hal ini membuat masyarakat resah karena salah satu kebutuhan dasar rumah tangga itu mengalami kenaikan harga hingga Rp30.000/tabung, jauh di atas harga normalnya Rp17.000/tabung.

Bahkan di beberapa pangkalan yang biasa mendistribukan elpiji ke pedagang eceran stok tampak kosong, hanya ada 1 sampai 2 pangkalan yang menyediakan elpiji, namun dengan harga yang tidak normal.

"Nah ini problemnya, ada beberapa pangkalan dan kios pengecer menyediakan elpiji. Namun dengan harga yang cukup tinggi atau tidak normal seperti harga biasa," ujarnya.

Namun dengan terpaksa masyarakat harus membeli elpiji yang ada di beberapa pangkalan dan pengecer tersebut dengan harga pertabung mulai dari Rp25.000 keatas, yang menyulitkan masyarakat.

Kebutuhan gas di Palu menurut Iqbal memang sangat tinggi, terutama bagi ibu rumah tangga. Selain itu, kebutuhan gas ikut dirasakan bagi kelompok masyarakat pedagang makanan siap saji lainnya.

Sebelumnya Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Pemprov Sulteng Bunga Elim Somba mengemukakan di Palu, ada pihak-pihak dari agen dan pangkalan yang sengaja tidak mendistribusikan elpiji ke masyarakat sehingga terjadi kekosongan selama sekitar sepekan.

"Hal ini yang kemudian membuat sebahagian masyarakat merasa sulit untuk mendapatkan stok elpiji dan mengakibatkan harga melonjak cukup tinggi, padahal suplai Pertamina selalu normal tiap hari," ungkap Elim Somba.

Menurut dia, pertamina telah menyediakan stok elpiji baik yang 3k maupun 12 kg dalam jumlah sangat memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di provinsi tersebut. Pertamina bahkan menaikkan jumlah alokasi elpiji dari 25 ribu tangki menjadi 47 ribu tangki perhari.

Namun, sebut dia, di lapangan terjadi komunikasi yang kurang baik antara pihak agen dan pihak pangkalan, akibatnya ada salah satu dari dua pihak tersebut menimbun elpiji yang seharusnya di suplai ke masyarakat.