Gubernur Sulteng Panen Bandeng KJT Perairan Laut

id longki

Gubernur Sulteng Panen Bandeng KJT Perairan Laut

Suasana penan perdana bandeng hasil budidaya KJT di PPI Donggala, Rabu (31/8) yang dihadiri Gubernur Longki Djanggola. (Antarasulteng.com/Rolex Malaha)

Donggala, Sulteng,  (antarasulteng.com) - Gubernur Sulawesi Tengah Longki Danggola di Donggala, Rabu, melakukan panen ikan bandeng keramba jaring tancap (KJT) di perairan laut hasil uji coba inovasi teknologi yang dilakukan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Hasil panen dari sebuah KJT berukuran 8x16 meter adalah 2,7 ton yang bila dikonversi kedalam satu hektare berarti produktivitas teknologi budi daya ini mencapai 210 ton perhektare untuk satu siklus panen.

Kepala Dinas KP Sulteng Hasanuddin Atjo yang menjadi penggagas inovasi teknologi ini menyebutkan dengan masa budi daya selama lima bulan, budi daya KJT ini menghasilkan ikan dengan bobot antara 700 sampai 1.000 gram perekor.

Kelebihan teknologi keramba jaring tancap (KJT) dibanding keramba jaring apung (KJA) yakni yang banyak diterapkan petambak adalah investasinya lebih murah, sehingga mudah diterapkan secara masih oleh masyarakat pesisir pantai.

"Karena itu, teknologi budi daya KJT untuk perairan pantai ini memiliki peluang yang besar untuk dikembangkan secara masif di Sulawesi Tengah untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat, percepatan pertumbuhan ekonomi dan penguatan ketahanan pangan," ujarnya.

Ia menyebutkan bila dalam lima tahun mendatang, Sulteng bisa mengembangkan 1.000 hektare KJT di seluruh kabupaten yang memiliki pantai, maka Sulawesi Tengah dapat menghasilkan 210.000 ton bandeng tiap siklus panen atau 410.000 ton untuk dua siklun panen dalam setahun.

Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kepala Dinas KP Sulteng yang berhasil melakukan inovasi teknologi tersebut, dan berharap teknologi budi daya ini bisa segera direplikasi di daerah-daerah pantai lainnya di Sulteng.

Secara khusus gubernur juga memuji inovasi ini karena uji coba teknologi tersebut dilakukan di bawah kolong dermaga pelabuhan perikanan Donggala yang membuktikan bahwa pengelolana pelabuhan ini sangat ramah lingkungan, sehingga ikan bandeng pun bisa tumbuh dan berkembang sangat cepat di kawasan dermaga yang selalu dipenuhi kapal ikan itu.

Menurut dia, pegelolaan sumber daya maritim yang ramah lingkungan memiliki kontribusi besar terhadap ketahanan pangan nasional, dan untuk skala Sulteng, pada 2020 nanti, provinsi ini membutuhkan sekitar 240.000 ton ikan konsumsi, sebanyak 106.000 ton bersumber dari ikan budi daya.

"Untuk memenuhi kebutuhan ikan budid aya tersebut, hanya dibutuhkan 160 ha keramba tancap," ucapnya.

Gubernur teknologi KJT ini akan memberikan efek berganda bagi perekonomian daerah karena pengembangan secara masif teknologi ini memutuhkan kehadiran sejumlah industri penunjang seperti benih, peralatan dan mesin, pakan, dan pengolahan.

Tantang ke depan untuk mengembangkan teknologi ini adalah pembiayaan dan akses permodalan, infrastruktur serta sinergitas hulu-hilir, katanya.

Panen perdana teknologi KT hasil inovasi DR Ir Hasanuddin Atjo, MP ini dihadiri Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulteng, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Sulteng, sejumlah pemimpin bank pelaksana di Kota Palu dan Donggala, pengusaha perikanan, pejabat eseloan II dari Kementerian Kelautan dan Perikanan serta beberapa pejabat dinas KP provinsi dari beberapa daerah di Indonesia.